Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpan-RB Akan Beri Penghargaan Daerah yang Bisa Rampingkan Aplikasi

Kompas.com - 06/12/2023, 08:17 WIB
Pythag Kurniati

Editor

BALI, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdulah Azwar Anas mengaku akan memberi penghargaan bagi daerah yang bisa mengintegrasikan aplikasi digital.

Tantangan itu diberikan pada 639 instansi pemerintah dari tingkat kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk merampingkan aplikasi mereka.

"Kami sayembarakan bagi kabupaten, kota, gubernurnya atau kementerian yang mengerjakan (perampingan aplikasi) paling awal akan kita beri penghargaan seriuns," kata Azwar dalam acara RBXperience 2023 di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (5/12/2023), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Menpan RB: Ke Depan Tiap 3 Bulan Akan Ada Rekrutmen ASN

Imbas banyaknya aplikasi

Menurut dia, digitalisasi memang penting dalam percepatan pengembangan reformasi birokrasi.

Namun yang terjadi saat ini, satu inovasi diwujudkan dalam satu aplikasi. Imbasnya, menyulitkan masyarakat lantaran warga harus mengunduh banyak aplikasi.

"Jadi, kita sekarang ada edaran dari Presiden bahwa tidak harus satu inovasi saru aplikasi. Banyaknya aplikasi menyebabkan bukan hanya tidak efisien dari sisi anggaran tapi juga menyebabkan layanan jadi berbelit bagi masyarakat," tutur dia.

Baca juga: Tujuan Satpol PP di Surabaya Gunakan Aplikasi Sapu Jagat saat Bertugas

Yang terbaik bukan yang terbanyak

Menpan-RB mengungkapkan, instansi pemerintah yang hebat bukan lagi instansi dengan aplikasi paling banyak.

Namun, instansi dengan aplikasi paling sedikit tetapi bisa mengakomodasi keperluan masyarakat.

"Ke depan, Pemda yang hebat bukan yang banyak aplikasinya, misalnya dari 5.000 bisa tinggal tujuh aplikasi itu baru hebat," kata dia.

Dia memberi contoh aplikasi digital milik Pemerintah Inggris. Dalam aplikasi tersebut, kata dia, wajah utama bukan subkanal kementerian atau dinas, melainkan daftar pertanyaan yang paling sering muncul.

Hal itu diyakini memudahkan para penggunanya.

"Silakan kabupaten kota yang mau merangkum aplikasi dari ratusan menjadi sedikit lapor kami, kalau perlu kami beri penghargaan khusus untuk digitalisasi di bidang birokrasi," katanya.

Menpan-RB menyatakan, banyaknya aplikasi bukanlah solusi. Dengan demikian, jika sebelumnya pemerintah menggelontorkan anggaran belanja aplikasi mencapai Rp 6,7 triliun maka di tahun 2024 tidak ada lagi.

"Sekarang kita sedang paksa dengan Perpres ini agar daerah-daerah tidak lagi membeli banyak aplikasi tapi mengoptimalkan aplikasi sehingga nanti ada satu portal layanan supaya masuknya mudah langsung ke berbagai kebutuhan masyarakat," ujar dia.

Sumber: Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Persilakan Aktivis Demo saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Denpasar
9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

Denpasar
Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com