Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Kompas.com - 26/04/2024, 08:31 WIB
Hasan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Bali, Wayan Koster meminta maaf karena pernah menolak Tim Israel di Piala Dunia U-20 2023 di Bali.

Setelah penolakan tersebut, FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023.

Baca juga: Suara Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng Bali Versi Quick Count yang Disebut Koster Ujian

Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Wayan Koster yang juga Ketua DPD Provinsi PDIP Bali di laman resmi PDIP Provinsi Bali.

Koster menegaskan tidak menolak sepak bola dan Piala Dunia U-20. Menurutnya, ia hanya menolak Tim Nasional Israel.

"Perlu dicatat saya tidak anti sepak bola. Masyarakat Bali saya harap menyadari posisi saya yang sulit pada saat itu. Semeton Bali dan anak-anak muda pencinta bola khususnya, tentu saja atas hal tersebut saya mohon maaf," ujar Koster, dikutip dari laman PDI-P Bali, Kamis (25/4/2024).

Baca juga: Suara Ganjar-Mahfud Unggul di Kampung Halaman Koster

Koster mengaku sudah tiga kali memastikan Tim Israel tidak mengikuti Piala Dunia karena tidak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Setelah konfirmasi kedua, diketahui Tim Israel ikut, namun belum tentu lolos.

Saat dikonfirmasi ketiga kalinya, dipastikan Tim Israel ikut dan lolos kualifikasi. Namun panitia mengatakan belum tentu ikut pertandingan di Bali. Akhirnya 11 Maret 2023 pukul 20.00 malam Tim Israel terkonfirmasi lolos kualifikasi dan akan ikut bertanding di Bali.

Baca juga: Targetkan 80 Persen Suara Ganjar-Mahfud di Bali, Koster: Sudah Dipetakan

Ia pun membeberkan alasan menolak Tim Israel berlaga di Bali. Kata dia, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

"Tentu saja saya harus menyikapi ini dengan melihat berbagai pertimbangan. Pertama adalah secara ideologis itu dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung itu tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel dan kemudian juga ada aturan di Kementerian Luar Negeri itu, " katanya.

Menurut Koster, dengan tidak ada hubungan diplomatik, maka tidak boleh ada bendera dan tidak boleh menyanyikan lagu nasional Israel dalam pertandingan.

Ia mengaku, harus mempertimbangkan dari berbagai sisi. Termasuk pertimbangan pemilihan pariwisata Bali yang menjadi lokomotif ekonomi pasca dihantam Covid-19 selama dua tahun (2020-2023).

"Buat saya yang utama pertimbangannya adalah kita sedang dalam posisi recovery atau pemulihan pariwisata Bali pascapandemi Covid-19. Korelasinya dengan penolakan Israel," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Denpasar
Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Denpasar
Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com