Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korupsi dan Inefisiensi Ikut Hambat Penyaluran Air Bersih

Kompas.com - 23/05/2024, 10:25 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

BALI, KOMPAS.com-Dugaan adanya korupsi dan praktik inefisiensi jadi beberapa faktor yang ikut jadi penghambat penyaluran air bersih untuk masyarakat.

Hal tersebut dirasakan Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Andi Harun saat masa awal menjabat.

Dia mengatakan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Samarinda pada 2021 tidak bisa melayani permintaan masyarakat untuk menambah sambungan air bersih.

Baca juga: Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Penyebabnya, kata Andi, perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang tidak berbasis penyebaran penduduk.

Akibatnya, ada wilayah yang kelebihan ketersediaan air, tapi wilayah lain malah kekurangan.

"Yang kedua kita enggak bisa menutupi ada praktek korupsi, ada praktek penyalahgunaan pengelolaan," sebut Andi dalam rangkaian acara World Water Forum, Bali, Rabu (22/5/2024).

Andi mencontohkan, ada dugaan pembelian bahan kimia untuk pembersihan instalasi yang melebihi kebutuhan.

Dalam satu bulan kebutuhan bahan itu hanya 5 kilogram, tapi diajukan 10 kilogram.

"Nanti pengajuan anggaran chemical yang sama pada bulan depan beli lagi 10 kilo. Berarti ada 10 kilo dalam 2 bulan yang tidak efisien. Itu terlepas apakah disengaja? Apa itu bagian dari praktik permainan curang dari manajemen pengelolaan PDAM?" sebut Andi.

Dugaan digunakannya PDAM sebagai alat politik juga ditemukan Andi. Dia menyatakan ada anggota tim sukses salah satu kepala daerah yang ditempatkan di perusahaan tersebut.

"Penerimaan pegawai ini kadang-kadang menjadi alat politik, ada politik fasilitas, politik bagi tanda petik kepala daerah yang dipilih secara politik sehingga di sana kadang-kadang ditaruh Timses," sebutnya.

Baca juga: Subak, Kearifan Lokal Bali untuk Kelola Air yang Terjaga Ribuan Tahun

Situasi ini membuat jumlah pegawai PDAM melebihi dari kebutuhan sehingga biaya operasionalnya membengkak.

Andi mengatakan, untuk menghindari hal ini makin parah, sudah dikeluarkan peraturan wali kota untuk penundaan penerimaan pegawai.

Pengelolaan air minum di tingkat daerah, pernah dikeluhkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Menurutnya, hanya sekitar 40 persen dari seluruh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang kondisinya sehat.

"Kita punya PDAM tidak banyak yang sehat, mungkin hanya 30 sampai 40 persen dari PDAM seluruh Indonesia yang sehat, yang lainnya masih dalam ICU," sebut Basuki, Selasa (21/5/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jerman Berulah di Bali, Aniaya Pengendara Motor Lalu Rusak 2 Vila

Warga Jerman Berulah di Bali, Aniaya Pengendara Motor Lalu Rusak 2 Vila

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Pemilik Gudang Elpiji di Bali Hanya Bungkam Usai Jadi Tersangka Kasus Kebakaran yang Sebabkan 12 Karyawan Tewas

Pemilik Gudang Elpiji di Bali Hanya Bungkam Usai Jadi Tersangka Kasus Kebakaran yang Sebabkan 12 Karyawan Tewas

Denpasar
Gudang Elpiji Terbakar di Bali, Pemilik Pakai KTP Karyawan untuk Kumpulkan Gas Bersubsidi

Gudang Elpiji Terbakar di Bali, Pemilik Pakai KTP Karyawan untuk Kumpulkan Gas Bersubsidi

Denpasar
Mampu Kendalikan Inflasi, Pemprov NTB Terima TPID Award dari Presiden Jokowi

Mampu Kendalikan Inflasi, Pemprov NTB Terima TPID Award dari Presiden Jokowi

Denpasar
Pemilik Gudang Elpiji di Bali yang Terbakar dan Sebabkan 12 Orang Tewas Ditetapkan Tersangka

Pemilik Gudang Elpiji di Bali yang Terbakar dan Sebabkan 12 Orang Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
Bekap dan Cabuli Anak Tetangga Saat Mabuk, Pria di Bali Terancam Hukuman 15 Tahun

Bekap dan Cabuli Anak Tetangga Saat Mabuk, Pria di Bali Terancam Hukuman 15 Tahun

Denpasar
Kerja Jadi Instruktur Selam di Bali, WN Amerika dan Belgia Dideportasi

Kerja Jadi Instruktur Selam di Bali, WN Amerika dan Belgia Dideportasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 15 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 15 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Bertambah Jadi 11 Orang

Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Bertambah Jadi 11 Orang

Denpasar
Pj Gubernur Bali soal Penindakan WNA Nakal: Kami Ingin Tidak Setengah-setengah

Pj Gubernur Bali soal Penindakan WNA Nakal: Kami Ingin Tidak Setengah-setengah

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 14 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 14 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
WN Australia di Bali yang Terima Peket Sabu dari Negaranya Tak Ditahan Meski Jadi Terdakwa

WN Australia di Bali yang Terima Peket Sabu dari Negaranya Tak Ditahan Meski Jadi Terdakwa

Denpasar
Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Bertambah Jadi 7 Orang

Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Bertambah Jadi 7 Orang

Denpasar
Kronologi WN Asal Pakistan Tipu Kafe di Bali dengan Bukti Transfer Palsu Total Rp 29,8 Juta

Kronologi WN Asal Pakistan Tipu Kafe di Bali dengan Bukti Transfer Palsu Total Rp 29,8 Juta

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com