Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenun Sumba: Motif, Pewarna Alami, dan Perkembangan

Kompas.com - 13/11/2023, 22:26 WIB
Dini Daniswari

Editor

Proses pencelupan warna dapat dilakuan beberapa kali tergantung kepekatan warna yang diinginkan.

Pembuatan tenun Sumba biasaya dilakukan oleh wanita. Para wanita Sumba telah belajar menenun sejak kanak-kanak, sekitar usia 8 hingga 10 tahun.

Baca juga: Ribuan Tenun Sumba di Tangan Kolektor Asing

Perkembangan Tenun Sumba

Dilansir dari Kompas.com (19/10/2020), masyarakat Sumba pertama kali menenun sekitar 1800-1900-an hingga saat ini.

Tenun Sumba juga mengalami pergeseran nilai sesuai dengan perkembangan masyarakat.

  • Tenun Sumba bagian ritual persembahan kepada Tuhan

Salah satu alasan orang Sumba menenun adalah sebagai ritual persembahan syukur kepada Tuhan. Pada tahap ini, nilai seni dan budaya diutamakan.

Motif yang muncul adalah motif binatang dan motif yang menggambarkan karakteristik orang Sumba.

Kain ditenun oleh keluarga bangsawan dan digunakan sebagai ritual keagamaan.

  • Tenun Sumba untuk status sosial

Masyarakat Sumba menenun untuk menggambarkan status sosial dan keperluan adat, terjadi sekitar tahun 1900-an.

Tenun Sumba mengalami pergeseran nilai yang ditandai dengan motif yang berbeda.

Motif yang digunakan, seperti motif Patola Kamba yangg merupakan gambar bunga-bunga yang diadopsi dari Patola India.

  • Tenun Sumba untuk memenuhi kebutuhan pasar

Pada sekitar 1970-an, tenun Sumba mulai dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Penulis: Nicholas Ryan Aditya | Editor: Anggara Wikan Prasetya

Sumber:

aman.or.id

 

indonesia.go.id

 

ditsmp.kemdikbud.go.id

 

travel.kompas.com

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Denpasar
Diminta Tetap dalam Pemerintahan, Luhut Nyatakan Bersedia Jadi Penasehat Prabowo

Diminta Tetap dalam Pemerintahan, Luhut Nyatakan Bersedia Jadi Penasehat Prabowo

Denpasar
Budi Arie Tak Akan Istimewakan Starlink, Jaga 'Level of Playing Field'

Budi Arie Tak Akan Istimewakan Starlink, Jaga "Level of Playing Field"

Denpasar
Elon Musk Tiba di Bali, Disambut Senyuman Luhut

Elon Musk Tiba di Bali, Disambut Senyuman Luhut

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Sandiaga Uno Minta WNA yang Promosikan Situs Porno di Bali Disanksi Tegas

Sandiaga Uno Minta WNA yang Promosikan Situs Porno di Bali Disanksi Tegas

Denpasar
Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Denpasar
Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Denpasar
Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com