Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama dengan YKKS, Sampah Plastik RSU Negara Diolah Menjadi Kaki Palsu

Kompas.com - 18/12/2023, 12:37 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali bekerja sama dengan Yayasan Kaki Kita Se-Nusantara (YKKS) melakukan gebrakan dalam mengatasi masalah sampah, khususnya sampah plastik.

Mereka akan mengolah berbagai jenis sampah plastik menjadi kaki palsu. Komitmen ini diutarakan saat peluncuran bank sampah di rumah sakit tersebut.

"Dengan adanya bank sampah di RSU Negara, bisa bekerja sama dengan YKKS sehingga sampah-sampah di rumah sakit ini bisa kami olah menjadi kaki palsu untuk pasien yang kakinya diamputasi," ujar Ketua YKKS, Aditya, di Denpasar, Sabtu (16/12/2023), dikutip dari Antara.

Baca juga: Siswa SD di Bekasi yang Diamputasi Dapat Bantuan Kursi Roda dan Dibuatkan Kaki Palsu

Peluncuran bank sampah tersebut sudah dilaksanakan bertepatan dengan HUT ke-89 RSU Negara. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, meluncurkannya pada Jumat (15/12).

Aditya pun mengingatkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan penyakit diabetes terbesar di dunia. Bahkan, 15 sampai 30 persen penderita diabetes berisiko diamputasi.

"Indonesia negara nomor lima dengan penyakit diabetes terbesar di dunia. Dalam pengalaman penanganan pasien diabetes termuda umur 26 tahun."

"Berarti di Indonesia, estimasi umur 20 tahunan sudah menderita diabetes," ungkap Aditya.

YKKS memiliki tiga program utama yakni merawat luka diabetes, membuat kaki palsu dan mendaur ulang sampah plastik. Jadi, program tersebut bisa berdampak pada lingkungan dan kesehatan.

Baca juga: Cerita Sugeng Buat Kaki Palsu untuk Penyandang Disabilitas: Sekitar 5.000 Buah Sudah Dibagikan

"Saat ini YKKS memiliki lima kamar untuk asrama dan terdapat delapan orang disabilitas yang diberdayakan mengolah sampah."

"Dengan konsep ini, kami memiliki dampak bukan hanya mengolah sampah tetapi berdampak pada lingkungan dan kesehatan," tambah Aditya.

Terbaru, YKKS membuat dan memproduksi kaki palsu dari sampah plastik. Kaki palsu dari sampah plastik ini telah digunakan pasien YKKS dari Pulau Madura.

"Sudah digunakan selama lima tahun dan hingga kini masih digunakan. Itu adalah kaki palsu pertama dari sampah plastik."

"YKKS juga pernah mengirim satu unit meja dan kursi ke sebuah restoran di Singapura yang semua bahannya dari sampah," ujar Aditya.

Selanjutnya, diharapkan ada produk-produk daur ulang sampah yang bermanfaat bagi rumah sakit. Misalnya membuat papan sebagai bahan membuat meja dan kursi atau troli pasien.

Proses pembuatannya dicairkan pada suhu 250 derajat celcius. Dengan suhu tersebut diharapkan bakteri hilang sehingga produknya higienis.

Baca juga: Kisah Sukses Difabel Bikin Kerajinan Kaki Palsu, Bahagia Melihat Orang Bisa Berjalan Lagi

Direktur Utama PT Mulia Karfa, Putu Ivan Yunatana, sangat antusias dengan peluncuran bank sampah ini.

Pihaknya siap mengambil dan mengolah sampah plastik di RSU Negara menjadi bahan bernilai ekonomis dan sumber energi.

"Sampah manakalah berada di tangan orang yang salah maka akan menjadi masalah."

"Bila berada di tangan pelaku daur ulang akan menjadi sirkular ekonomi dan energi baru terbarukan," ujar Ivan yang juga founder Bali Waste Cycle.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak 7 Tahun di Buleleng Jadi Korban Pemerkosaan oleh Tetangganya

Anak 7 Tahun di Buleleng Jadi Korban Pemerkosaan oleh Tetangganya

Denpasar
Siasat WN Ukraina di Bali, Curi Perhiasan Senilai Rp 12 Juta demi Dideportasi ke Inggris

Siasat WN Ukraina di Bali, Curi Perhiasan Senilai Rp 12 Juta demi Dideportasi ke Inggris

Denpasar
Soal Masuk Kabinet Prabowo, Sandiaga Merasa Tak Pantas karena Banyak yang Lebih Berkeringat

Soal Masuk Kabinet Prabowo, Sandiaga Merasa Tak Pantas karena Banyak yang Lebih Berkeringat

Denpasar
Kala Sandiaga Hadiahi Puan Miniatur Banteng Saat WWF Ke-10 di Bali...

Kala Sandiaga Hadiahi Puan Miniatur Banteng Saat WWF Ke-10 di Bali...

Denpasar
Buka 1,8 Juta Formasi PPPK, Menteri PAN-RB Bantah Ada Unsur Politik

Buka 1,8 Juta Formasi PPPK, Menteri PAN-RB Bantah Ada Unsur Politik

Denpasar
Ratusan Wisatawan Mancanegara Santap Olahan Ikan Gratis di Lovina Bali

Ratusan Wisatawan Mancanegara Santap Olahan Ikan Gratis di Lovina Bali

Denpasar
Puan Soroti Timpangnya Anggaran untuk Senjata dan Air, Ada Misalokasi Anggaran

Puan Soroti Timpangnya Anggaran untuk Senjata dan Air, Ada Misalokasi Anggaran

Denpasar
Disambut Jokowi di 'Gala Dinner' WWF Bali, Puan: Pertemuan yang Ditunggu

Disambut Jokowi di "Gala Dinner" WWF Bali, Puan: Pertemuan yang Ditunggu

Denpasar
Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Denpasar
Di Depan Delegasi WWF,  Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Di Depan Delegasi WWF, Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Denpasar
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Denpasar
Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Denpasar
Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Denpasar
Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Denpasar
Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com