Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Kompas.com - 25/04/2024, 19:30 WIB
Hasan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Satpol PP Provinsi Bali dan Yayasan Sintesia Animalia Indonesia melakukan inspeksi ke warung-warung yang ditengarai menjual masakan daging anjing di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Kamis (25/4/2024).

Dari hasil inspeksi mendadak, petugas Satpol PP menemukan dua warung yang menjual menu makanan olahan daging anjing di Jalan Raya Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Plt Kepala Bidang Penegakan Hukum Satpol PP Provinsi Bali, Ketut Pongres menyampaikan pemilik dua warung tersebut pun disanksi pidana.

Baca juga: WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Ia mengatakan, pedagang makanan olahan daging anjing tersebut melanggar Pasal 28 Ayat (1) juncto Pasal 43 Ayat (1) Perda Provinsi Bali Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman Masyarakat dan Pelindungan Masyarakat.

Pihaknya sejatinya telah memberikan tindakan pembinaan, teguran secara lisan, dan peringatan tertulis sejak 2018 lalu kepada para pedagang agar tidak menjual makanan olahan daging anjing.

Baca juga: Penjual Daging Anjing di Solo Minta Bantuan Modal untuk Ganti Dagangan

Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan oleh pedagang. Mereka masih menjual menu makanan olahan daging anjing. Kini, pihaknya terpaksa memberikan tindakan tegas berupa sanksi pidana.

"Kami sudah memberikan edukasi, teguran beberapa kali hingga surat peringatan. Namun pedagang ini masih membandel. Sehingga kami tindak dengan pidana. Sidangnya 8 Mei nanti," ujarnya di Buleleng, Kamis.

Ia mengungkapkan, para pedagang makanan olahan daging anjing ini sudah berjualan sejak dua tahun yang lalu. Dari penelusurannya, para pedagang bisa mendapat omzet hingga Rp 1,5 juta per hari.

"Daging anjing biasanya diperoleh dari pemasok lokal serta wilayah Bangli. Saat ini kami masih menelusuri informasi pemasok yang dimaksud. Tentu akan kami sidak juga," imbuhnya.

Sementara itu, Dokter Hewan dari Yayasan Sintesia Animalia Indonesia Sasa Vernandes mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pihaknya, ada sebanyak 104 pedagang makanan daging anjing di Bali.

Sebanyak 17 di antaranya ditemukan di Buleleng. Namun dari 17 itu, beberapa sudah ditemukan tutup.

Sebelum sidak ini dilakukan pihaknya telah memberikan edukasi dan pemahaman bahwa daging anjing tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi.

"Anjing ini bukan hewan ternak yang kesehatannya bisa diperhatikan. Sehingga seharusnya tidak dikonsumsi. Karena bisa menularkan penyakit atau bahkan residu racun," jelasnya.

"Anjing yang digunakan bisa jadi diperoleh di jalan yang kondisinya sakit. Atau juga yang sengaja diracun. Residu racunnya bisa masuk ke dalam tubuh. Apalagi tidak diketahui anjingnya bebas dari rabies atau tidak," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Denpasar
Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Denpasar
Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com