Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kukuh Larang Pendakian Gunung di Bali, Koster: "I'm Sorry", Saya Berpikir Jangka Panjang

Kompas.com - 19/06/2023, 19:20 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com- Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan akan tetap konsisten terhadap rencana penutupan pendakian gunung di Bali, meski ada penolakan.

Hal tersebut dilakukannya demi menjaga nilai-nilai sakral dan tata kelola tempat suci di Pulau Dewata, sehingga kebudayaan Bali akan semakin kuat.

"Saya tidak peduli bagi orang-orang yang pikirannya pragmatis, yang dalam jangka panjang akan merusak tatanan alam manusia dan kebudayaan Bali. Pikiran sempit dan pragmatis, I’m sorry saya berpikir tentang jangka panjang," kata dia di Gedung DPRD Bali, Senin (19/6/2023).

Baca juga: Soal Larangan Pendakian Gunung di Bali, Wagub Sebut Jaga Tempat Suci dan Masih dalam Kajian

Sebut sudah ada kajian

Koster mengatakan, pihaknya sudah mencanangkan penutupan aktivitas pendakian gunung di Bali sebelum menjabat sebagai gubernur.

Ide tersebut didapat setelah mempelajari filosofi kehidupan alam, manusia, dan kebudayaan Bali lewat ajaran para leluhur dan orang-orang suci di Bali.

Selain itu, dia juga sudah melakukan kajian komprehensif baik dampak secara ekonomi maupun sosial.

Baca juga: Pendakian Gunung di Bali Akan Ditutup, Pemandu Ditawari Jadi Pegawai Kontrak

"Mengenai larangan pendakian gunung saya telah melakukan kajian yang komprehensif. Ini ramai juga beberapa medsos soal larangan pendakian gunung, saya akan jalan terus," kata dia.

"Saya tidak tiba-tiba memberlakukan ini. Bukan minggu ini, bulan lalu, (tapi) sebelum saya maju jadi Gubernur saya belajar Nangun Sat Kerthi Loka Bali, saya belajar sat kerthi filosofi kehidupan alam manusia dan kebudayan Bali sudah lama saya canangkan," sambung dia.

Momentum tepat

Koster mengatakan, saat ini adalah momentum untuk menutup pendakian lantaran semakin marak warga negara asing (WNA) atau wisatawan mancanegara yang dinilai melecehkan tempat suci.

"Berapa wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang sudah mendaki gunung, berapa penghasilannya, untuk siapa, saya sudah hitung semuanya," kata dia.

Seperti diketahui, Koster masih merancang peraturan pembatasan turis di tempat suci. Pembatasan ini akan berlaku di gunung, sungai, pura dan sejumlah tempat suci.

Aturan ini masih digodok dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bali tahun 2023-2043.

Terhadap para pemandu pendakian yang sempat menolak rencana itu, Koster akan mengangkat mereka menjadi tenaga kontrak.

"Mengenai pemandu untuk pendaki gunung ini kita akan angkat tenaga kontrak penjaga gunung dan hutan. Ada solusinya, mereka diangkat menjadi tenaga kontrak malah lebih tinggi pendapatannya. Kalau jadi pemandu tidak menentu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Denpasar
Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com