DENPASAR, KOMPAS.com - Operasi pencarian 10 anak buah kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 yang tenggelam di Samudra Hindia, terkendala cuaca, Rabu (2/3/2023).
Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada mengatakan, upaya pencarian yang dilakukan tim SAR sejak pukul 07.00 Wita hingga 13.00 Wita, belum membuahkan hasil.
Baca juga: KM Linggar Petak 89 Tenggelam di Samudera Hindia, 1 Orang Meninggal, 10 Hilang
"Di lokasi yang kita cari hampir empat jam tadi, tidak menemukan korban atau bangkai kapal. Karena cuaca, anginnya sangat kencang dan ombaknya semakin tinggi dan tidak ada pulau berlindung kapal kita balik. Pukul 13.00 Wita dengan hasil pencarian masih nihil," kata dia saat dihubungi wartawan, Rabu.
Darmada menambahkan, KM Bahari Nusantara yang mengevakuasi empat korban selamat dan satu korban meninggal juga masih berada di Samudra Hindia karena terkendala cuaca.
"Rencananya akan dievakuasi ke Pelabuhan Benoa, tapi karena masih pencarian dan cuaca belum menguntungkan masih terkendala komunikasi baik dengan kita maupun pihak owner. sampai saat ini kami masih terputus komunikasi dengan dia, yang jelas pagi tadi rencana akan dievakuasi ke Benoa," kata dia.
Menurut Darmada, gelombang tinggi disertai angin kencang juga membuat tim SAR mempertimbangkan melanjutkan pencarian esok pagi.
"Besok kita akan pertimbangkan juga karena kita harus menjaga keselamatan ABK saya juga karena prediksi BMKG di selatan Bali itu sampai saat merah malah hitam, dengan gelombang tinggi dan kecepatan angin kencang yang kita rasakan saat ini," kata dia.
Darmada memperkirakan, KM Linggar Petak 89 tenggelam karena dihantam gelombang setinggi 45 meter yang disertai angin kencang.
Selain itu, bangkai kapal tersebut juga kemungkinan sudah tenggelam ke dasar laut yang kedalamannya melebihi 100 meter.
"Keterangan pelapor yang didapat dari nakhoda yang kebetulan selamat itu dia hanya cerita gelombang besar saja tapi ketinggian tidak pasti. tapi biasanya di selatan Bali itu rata-rata 45 meter disertai angin kencang, kecepatan rata-rata di atas 25 knot di selatan Bali," kata dia.
Sebelumnya, Kapal Motor Linggar Petak 89 dilaporkan tenggelam di Samudra Hindia Selasa (28/2/2023) siang.
Dalam peristiwa tersebut, satu orang awak kapal dilaporkan meninggal dunia, 10 orang hilang dan, empat orang selamat.
Kapal yang mengangkut 15 penumpang itu berlayar dari Pelabuhan Benoa menuju wilayah penangkapan ikan di Samudra Hindia pada Senin (27/2/2023).
Baca juga: Saat Turis dan WNA Bekerja Ilegal di Bali, Ada yang Jual Sayur dan Jadi Fotografer
Adapun identitas ABK yang selamat dalam kecelakaan itu yakni Nakhoda Ariyono Wicaksono, Usnadi, Asep Maulana M, dan Muhamad Kevin Danuarta. Sedangkan, ABK yang ditemukan meninggal dunia bernama Hadi Supriadi.
Sementara itu, 10 ABK yang masih dicari yakni, Dana Prasasty, Ryan Perdana Syah Putra, M Bagas Syaifudin, Sendi Wahyudi, Jaya Rahman, Maman Sulaeman, Olof Luturmas, Candra, Mohamad Jaelani, dan Indra Pamungkas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.