DENPASAR, KOMPAS.com - Kapal ikan KM Sanjaya 86 dengan 16 orang awak atau nelayan dikabarkan sudah hilang kontak selama 10 hari di selat Bali.
Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan kapal ikan tersebut tercatat bertolak dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, menuju kawasan penangkapan ikan (ground fishing), Kamis (20/7/2023) pukul 16.30 Wita.
Kemudian, pihaknya menerima laporan dari agen kapal PT Sentral Benoa Utama bahwa kapal mengalami kebocoran, pada Sabtu (22/7/2023).
Dalam perkembangannya, pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang.
Baca juga: Bawa 6 Orang, Pesawat SAM Air Hilang Kontak di Yalimo 7 Menit Usai Lepas Landas
"Kapal membawa 16 orang, di antaranya 1 nakhoda, 1 kepala kamar mesin, 1 mualim, 1 masinis dan 12 Kelasi. Kapal bergerak dari Pelabuhan Benoa hendak menuju Ground Fishing," kata Nyoman Sidakarya dalam keterangan tertulis pada Senin (31/7/2023).
Sidakarya mengatakan, setelah mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Vessel Traffic Service (VTS) Benoa agar menginformasikan kepada kapal-kapal yang melintas Selat Bali terkait adanya kapal hilang di area tersebut.
Seiring dengan itu, petugas juga menggali informasi dari beberapa pihak terkait di antaranya SROP, Syahbandar, Polair, dan KSOP.
Kondisi cuaca pada saat kejadian memang tidak bersahabat. BMKG menyatakan untuk wilayah perairan itu gelombangnya dikategorikan tinggi, yakni antara 2,5 meter hingga 4 meter.
"Untuk saat ini kami belum bisa menggerakkan KN SAR Arjuna 229 karena masih dalam kondisi perbaikan, sehingga kami maksimalkan koordinasi dengan unsur SAR lainnya juga Basarnas Pusat untuk memperkirakan kemungkinan lokasi-lokasi terduga," kata dia.
Ia mengatakan PT Sentral Benoa Utama telah mengerahkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98, serta pemantauan udara dengan menggunakan Fly Bali dalam proses pencarian tersebut.
Namun, upaya tersebut hasilnya masih nihil, tidak terlihatnya ada puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar.
"Basarnas Bali kembali berkomunikasi dengan VTS Benoa, Basarnas Surabaya, Basarnas Mataram, akan tetapi belum juga mendapat titik terang," kata dia.
"Kondisi cuaca pada saat kejadian memang tidak bersahabat. BMKG menyatakan untuk wilayah perairan itu gelombangnya dikategorikan tinggi, yakni antara 2,5 meter hingga 4 meter," sambungnya.
Baca juga: Hilang Kontak Selama Sepekan, 2 ABK KM Farida Indah Ditemukan Selamat
Sidakarya mengatakan, pihaknya telah menghentikan pemantauan dihentikan setelah selama 10 hari tidak menemukan adanya tanda-tanda keberadaan kapal dan korban.
Namun, bila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal maka memungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan.
"Mengingat hari ini sudah memasuki hari ke 10 Kapal Sanjaya 86 hilang kontak, maka Basarnas Bali menghentikan pemantauan. Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.