DENPASAR, KOMPAS.com - Rumah sakit dan Puskesmas di Bali diinstruksikan untuk siaga terhadap ancaman virus nipah.
Instruksi ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom di tengah kunjungan wisawatan India ke Bali yang cukup tinggi.
Virus nipah, seperti diberitakan, ditemukan di satu daerah di India dan merebak di negara tersebut.
"Sesuai dengan arahan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan), kita harus waspada terhadap ancaman virus nipah ini," kata Anom di Denpasar, Minggu (8/10/2023), seperti ditulis Antara.
Baca juga: Rekam Jejak Virus Nipah di Indonesia dan Potensi Penularannya
Anom mengatakan, Dinkes sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terkait pemeriksaan setiap orang yang tiba di pelabuhan. Utamanya, mereka yang datang dari negara endemi virus nipah.
Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, sejak Januari hingga Agustus 2023 tercatat wisatawan dari India merupakan wisatawan mancanegara dengan kunjungan kedua terbanyak ke Bali dengan total 288.873.
"Di bandara sudah ada alat deteksi suhu. Kalau suhu tubuh wisatawan ada yang ditemukan di atas normal, maka akan ditindaklanjuti dengan wawancara," ujarnya.
Jika ditemukan individu dengan suhu melebih normal dan datang dari negara endemi serta disertai infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) harus dirujuk ke rumah sakit untuk dianalisis.
"Khusus untuk Birus Nipah ini sudah disiapkan tim dokter saraf, dokter bedah dalam, dan sebagainya, karena virus ini kan yang diserang bagian otak," ucapnya.
Ia mengatakan, hingga kini virus Nipah belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Namun, semua pihak harus waspada.
"Karena wisatawan India banyak yang ke Bali. Takutnya, karena masa inkubasi kan ada waktunya, jangan-jangan saat di bandara tidak demam," katanya.
Baca juga: Kenali Apa itu Virus Nipah, Asal-usul, Gejala, dan Penularannya
Oleh karena itu, selain rumah sakit, pihaknya juga sudah mengirimkan surat untuk seluruh puskesmas dan klinik jika menemukan wisatawan dari daerah endemik virus Nipah yang mengalami ISPA harus dirujuk ke rumah sakit.
"Kami juga harus lapor kepada Kemenkes jika sampai ditemukan kasus virus Nipah, nanti akan ada tim Kemenkes akan mengecek ulang lagi cairan otak penderita," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit yang ditularkan virus Nipah termasuk dalam golongan zoonosis.