Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Instruksikan RS dan Puskesmas di Bali Siaga Virus Nipah

Kompas.com - 08/10/2023, 18:59 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

DENPASAR, KOMPAS.com - Rumah sakit dan Puskesmas di Bali diinstruksikan untuk siaga terhadap ancaman virus nipah.

Instruksi ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom di tengah kunjungan wisawatan India ke Bali yang cukup tinggi.

Virus nipah, seperti diberitakan, ditemukan di satu daerah di India dan merebak di negara tersebut.

"Sesuai dengan arahan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan), kita harus waspada terhadap ancaman virus nipah ini," kata Anom di Denpasar, Minggu (8/10/2023), seperti ditulis Antara.

Baca juga: Rekam Jejak Virus Nipah di Indonesia dan Potensi Penularannya

Anom mengatakan, Dinkes sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terkait pemeriksaan setiap orang yang tiba di pelabuhan. Utamanya, mereka yang datang dari negara endemi virus nipah.

Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, sejak Januari hingga Agustus 2023 tercatat wisatawan dari India merupakan wisatawan mancanegara dengan kunjungan kedua terbanyak ke Bali dengan total 288.873.

"Di bandara sudah ada alat deteksi suhu. Kalau suhu tubuh wisatawan ada yang ditemukan di atas normal, maka akan ditindaklanjuti dengan wawancara," ujarnya.


Jika ditemukan individu dengan suhu melebih normal dan datang dari negara endemi serta disertai infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) harus dirujuk ke rumah sakit untuk dianalisis.

"Khusus untuk Birus Nipah ini sudah disiapkan tim dokter saraf, dokter bedah dalam, dan sebagainya, karena virus ini kan yang diserang bagian otak," ucapnya.

Ia mengatakan, hingga kini virus Nipah belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Namun, semua pihak harus waspada.

"Karena wisatawan India banyak yang ke Bali. Takutnya, karena masa inkubasi kan ada waktunya, jangan-jangan saat di bandara tidak demam," katanya.

Baca juga: Kenali Apa itu Virus Nipah, Asal-usul, Gejala, dan Penularannya

Oleh karena itu, selain rumah sakit, pihaknya juga sudah mengirimkan surat untuk seluruh puskesmas dan klinik jika menemukan wisatawan dari daerah endemik virus Nipah yang mengalami ISPA harus dirujuk ke rumah sakit.

"Kami juga harus lapor kepada Kemenkes jika sampai ditemukan kasus virus Nipah, nanti akan ada tim Kemenkes akan mengecek ulang lagi cairan otak penderita," ujarnya.

Virus Nipah

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit yang ditularkan virus Nipah termasuk dalam golongan zoonosis.

“Zoonosis merupakan penyakit yang muncul atau potensi yang berasal dari hewan,” ungkapnya.

Virus Nipah merupakan virus yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Baca juga: Apakah Virus Nipah Berbahaya?

Virus yang tengah merebak di India ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar maupun domestik ke manusia.

Kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae merupakan inang alami dari virus tersebut.

Infeksi virus Nipah dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi tanpa gejala hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Bahkan virus ini menyebabkan dampak yang lebih parah pada manusia, yakni kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Denpasar
9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

Denpasar
Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Denpasar
Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi 'Koki' Pabrik Narkoba Bali

Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi "Koki" Pabrik Narkoba Bali

Denpasar
Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Denpasar
Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Layanan Starlink Saat WWF 2024 di Bali

Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Layanan Starlink Saat WWF 2024 di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Pabrik Narkotika yang Dijalankan 3 WNA di Bali Disebut Beromzet Rp 4 Miliar

Pabrik Narkotika yang Dijalankan 3 WNA di Bali Disebut Beromzet Rp 4 Miliar

Denpasar
3 WNA yang Ubah Vila Jadi Pabrik Narkotika di Bali Ternyata Pakai Visa Investor

3 WNA yang Ubah Vila Jadi Pabrik Narkotika di Bali Ternyata Pakai Visa Investor

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com