BULELENG, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala, di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, terbakar.
Pusat pembuangan sampah terbesar di Buleleng tersebut sudah mulai terbakar sejak sepekan terakhir pada Kamis (28/12/2023) hingga Selasa (2/1/2024) petang.
Baca juga: Kapal Pesiar Celebrity Millenium Berlabuh di Buleleng, Bawa 1.794 Wisatawan
Kebakaran TPA disebut terjadi karena adanya ledakan gas metan akibat cuaca panas.
Pada saat kebakaran awal, api sempat berhasil dipadamkan petugas. Namun api kembali muncul pada keesokan harinya, Jumat (29/12/2023) hingga kemarin.
Petugas terus berupaya memadamkan api di kawasan TPA yang terbakar. Pemadaman dilakukan dengan menyiram dan mengeruk dasar sampah menggunakan alat berat.
Baca juga: Dinas LH Angkut 155 Ton Sampah dari Perayaan Tahun Baru di Buleleng
Kepala Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan, asap dari kebakaran TPA itu mengarah sampai ke desanya.
Bau yang ditimbulkan sampah yang terbakar mengganggu warga setempat pada malam hari saat angin mengarah ke laut.
"Baunya dirasakan dari jam 8 itu mulai sampai jam 12 malam. Masih bisa ditoleransi, masyarakat kalau tidak kuat mereka pakai masker," ujarnya, Rabu (3/1/2024) di Buleleng.
Ada dua banjar di Desa Kubutambahan yang merasakan dampak dari kebakaran TPA tersebut, yakni Banjar Tegal dan Banjar Pasek.
"Masyarakat sudah pakai masker sendiri aja. Untuk di Banjar Pasek ada 1.000 KK yang terdampak," imbuh dia.
Pariadnyana menyebut, dari informasi yang diperoleh bau asap terbakarnya sampah di TPA Bengkala ini, juga sampai hingga Banjar Dinas Alas Harum, Desa Bungkulan.
Sementara itu, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebutkan, asap akibat kebakaran sampah di TPA saat ini sudah mengecil.
Pihaknya kini tengah melakukan penataan untuk meratakan sampah yang menggunung.
Baca juga: Pikap Terbalik karena Tak Kuat Menanjak di Buleleng, Sopir Tewas
Alat berat pun difokuskan untuk meratakan gundukan sampah tersebut. Bahkan beberapa alat berat yang didatangkan dengan meminjam dari Pemprov Bali.
"Asapnya itu sekarang kita ratakan, dibawah asapnya sekarang sudah mengecil. Kami akan dimintakan bantuan tandon air, agar bisa cepat teratasi," katanya.
Selain untuk memadamkan api, perataan gundukan sampah juga untuk mengantisipasi saat musim hujan. Sehingga saat musim hujan sampah-sampah tersebut tidak menggunung.
Penataan juga dilakukan pada saluran air yang ada di TPA. "Di pinggir itu dicari got-got, pada saat hujan biar airnya meresap ke bawah," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.