DENPASAR, KOMPAS.com - Masjid Al Hikmah di Jalan Soka, Banjar Kertalangu, Denpasar Timur, Kota Denpasar, merupakan salah satu masjid yang memiliki keunikan di Pulau Seribu Pura.
Masjid yang berdiri di atas tanah 800 meter persegi ini, memiliki gapura dengan ukiran ciri khas Bali.
Para jemaah dapat melihat relief orang duduk sambil berzikir dengan tasbih.
Saat masuk ke dalam masjid, jemaah langsung disuguhi dengan perpaduan kombinasi ukiran khas Bali dan Jawa pada interior dan eksteriornya.
Fahrozi Firdaus (33), Sekertaris Takmir Masjid Al Hikmah, mengatakan para pendiri sengaja membangun masjid ini dengan arsitektur khas Bali.
Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya di Pulau Dewata.
Baca juga: Baiturrahim, Masjid Peninggalan Sunan Kalijaga di Dusun Kauman
"Masjid ini dibangun dengan style Bali, untuk mengangkat kearifan lokal supaya antara keluarga Muslim dan warga di sini tidak ada benturan."
"Dan kedatangan Islam diterima di masyarakat," kata dia saat ditemui di lokasi, pada Sabtu (30/3/2024) kemarin.
Ia mengatakan, awalnya masjid didirikan dengan bahan kayu oleh H. Abdurahhman pada tahun 1978 silam. Tanah masjid merupakan tanah milik H. Abdurahhman yang diwakafkan.
Kemudian, pada tahun 1995, Sunarso, penerus Abdurahhman, berinisiatif untuk merenovasi masjid ini.
Sunarso lalu mengajak seniman Bali bernama Wayan Kasim agar memberi sentuhan arsitektur Bali pada bangunan masjid ini.
Hasilnya, kombinasi ukiran khas Bali pada sebagian sudut berbahan beton dan ukiran Jawa pada elemen kayu.
Nuansa yang kental dengan akulturasi budaya ini membuat masjid ini berdiri kokoh sebagai simbol persatuan, toleransi, dan saling menghargai antarumat beragama di Bali.
"(Arsitektur Bali ini menandakan) di dalam Islam tidak ada pertentangan antara budaya dan agama. Justru agama itu harus ditopang dengan budaya yang ada," kata dia.
Fahrozi menceritakan, harmonisasi antara umat beragama di lingkungan masjid ini sangat terasa saat hari besar keagamaan.