KOMPAS.com - Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kabupatena Klungkung, Bali adalah salah satu pemukiman Islam tertua di Bali.
Kawasan tersebut juga dikenal sebagai salah satu objek wisata religius.
Desa Gelgel juga dikenal memiliki toleransi antarumat beragama yang kuat sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan asing ataupun domestik.
Salah satunya bentuk toleransi yang masih dirawat hingga hari ini adalah aktivitas makan bersama yang dikenal dengan megibung.
Dikutip dari Indonesia.go.id, tradisi megibung berasal dari kata gibung yang berarti kegiatan duduk dan makan bersama dalam satu wadah yang disebuh sagi.
Sagi adalah nampan berbentuk lingkaran berbahan enamel. Sagi yang berisi makanan akan ditata rapi di atas deretan lantai ubin putih di teras depan Masjid Nurul Huda di Desa Gelgel.
Megibung juga dikenal dengan nama ngaminang yakni setiap orang hanya boleh makan apa yang tersaji di depannya dan tidak boleh mengambil makanan milik teman sebelahnya.
Baca juga: Puja Mandala, Pesan Toleransi dari Pulau Bali
Jika sudah kenyang dan makan pun selesai, kita tak boleh beranjak dari sagi.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk duduk bersama dan saling berdiskusi serta berbagi pendapat tanpa tersekat oleh berbagai perbedaan status sosial dan kasta.
Acara megibung dilakukan saat buka puasa bersama pada 10 hari kedua Ramadhan di masjid desa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.