Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Kampung Gelgel, Desa Islam Tertua di Bali, Berasal dari 40 Prajurit Muslim dari Majapahit

Kompas.com - 02/05/2021, 12:02 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kabupatena Klungkung, Bali adalah salah satu pemukiman Islam tertua di Bali.

Kawasan tersebut juga dikenal sebagai salah satu objek wisata religius.

Desa Gelgel juga dikenal memiliki toleransi antarumat beragama yang kuat sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan asing ataupun domestik.

Salah satunya bentuk toleransi yang masih dirawat hingga hari ini adalah aktivitas makan bersama yang dikenal dengan megibung.

Baca juga: Indahnya Toleransi di Mamasa, Sanggar Seni Wai Sapalelean Lantunkan Shalawat Badar dengan Musik Bambu

Dikutip dari Indonesia.go.id, tradisi megibung berasal dari kata gibung yang berarti kegiatan duduk dan makan bersama dalam satu wadah yang disebuh sagi.

Sagi adalah nampan berbentuk lingkaran berbahan enamel. Sagi yang berisi makanan akan ditata rapi di atas deretan lantai ubin putih di teras depan Masjid Nurul Huda di Desa Gelgel.

Megibung juga dikenal dengan nama ngaminang yakni setiap orang hanya boleh makan apa yang tersaji di depannya dan tidak boleh mengambil makanan milik teman sebelahnya.

Baca juga: Puja Mandala, Pesan Toleransi dari Pulau Bali

Jika sudah kenyang dan makan pun selesai, kita tak boleh beranjak dari sagi.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk duduk bersama dan saling berdiskusi serta berbagi pendapat tanpa tersekat oleh berbagai perbedaan status sosial dan kasta.

Acara megibung dilakukan saat buka puasa bersama pada 10 hari kedua Ramadhan di masjid desa.

Sigi akan diisi nasi beserta lauknya seperti ikan, ayam goreng, sate lilit berbahan daging ayam, sayur dan sambal matah juga kerupuk dan beberapa botol air mineral.

Baca juga: Penampakan Masjid Jami Palopo, Simbol Awal Peradaban Islam, Toleransi dan Keberagaman di Sulawesi Selatan

Tak ketinggalan buah-buahan seperti beberapa sisir pisang ambon, jeruk, dan salak ikut disajikan di dalam sagi, kemudian ditutup dengan tudung atau saap warna merah yang di atasnya diletakkan sekotak kurma.

Tak jarang Raja Klungkung juga berkunjung ke desa tersebut untuk ikut berbuka puasa dengan warga Desa Gelgel yang mayoritas beragama Islam.

Tradisi kunjung sang raja telah dipertahankan sejak ratusan tahun silam.

Desa Kampung Gelgel memang memiliki perhatian khusus dari Raja Klungkung. Hal ini tak lepas dari sejarah panjang yang dilewati Kerajaan Klungkung dan prajurit Majapahit yang dikirim ke Bali.

Baca juga: Masjid Klenteng, Akulturasi Budaya Lambang Toleransi Salatiga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2.131 Warga Bali Terjangkit DBD hingga Maret 2024, 1 Meninggal Dunia

2.131 Warga Bali Terjangkit DBD hingga Maret 2024, 1 Meninggal Dunia

Denpasar
Pemkab Banyuwangi dan Ikawangi Fasilitasi Mudik Gratis bagi Perantau di Bali

Pemkab Banyuwangi dan Ikawangi Fasilitasi Mudik Gratis bagi Perantau di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Tahanan Polres Badung Bali Tewas Usai Coba Bunuh Diri di Sel

Tahanan Polres Badung Bali Tewas Usai Coba Bunuh Diri di Sel

Denpasar
WN Rusia yang Rusak Restoran Pakai Kapak karena Putus Cinta Dideportasi dari Bali

WN Rusia yang Rusak Restoran Pakai Kapak karena Putus Cinta Dideportasi dari Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 17 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 17 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Masjid Singaraja Bali Merawat Tradisi Bubur Kajanan untuk Buka Puasa Bersama

Masjid Singaraja Bali Merawat Tradisi Bubur Kajanan untuk Buka Puasa Bersama

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 16 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 16 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Luhut Peringati Pihak yang Ingin Goyang Airlangga: Kita Lawan!

Luhut Peringati Pihak yang Ingin Goyang Airlangga: Kita Lawan!

Denpasar
Cerita di Balik 28 Jam Evakuasi Jenazah Pendaki di Gunung Agung Bali

Cerita di Balik 28 Jam Evakuasi Jenazah Pendaki di Gunung Agung Bali

Denpasar
Modus Gandakan Uang dengan Ritual di Alas Purwo, Pasutri Tipu Warga Jembrana Rp 59 Juta

Modus Gandakan Uang dengan Ritual di Alas Purwo, Pasutri Tipu Warga Jembrana Rp 59 Juta

Denpasar
Vonis Seumur Hidup untuk Napi yang Atur Pengiriman 58.799 Butir Ekstasi dari Penjara

Vonis Seumur Hidup untuk Napi yang Atur Pengiriman 58.799 Butir Ekstasi dari Penjara

Denpasar
Setelah 28 Jam, Jenazah Pendaki Berhasil Dievakuasi dari Puncak Gunung Agung Bali Saat Cuaca Buruk

Setelah 28 Jam, Jenazah Pendaki Berhasil Dievakuasi dari Puncak Gunung Agung Bali Saat Cuaca Buruk

Denpasar
Kronologi 2 WNA di Tabanan Bali Tewas Tertimbun Longsor Saat Tidur di Vila, Datang dengan Kondisi Kelelahan

Kronologi 2 WNA di Tabanan Bali Tewas Tertimbun Longsor Saat Tidur di Vila, Datang dengan Kondisi Kelelahan

Denpasar
Vila di Tabanan Bali Longsor, 2 Turis Asing Tewas Tertimbun dalam Posisi Tidur

Vila di Tabanan Bali Longsor, 2 Turis Asing Tewas Tertimbun dalam Posisi Tidur

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com