Kedekataan Kerajaan Klungkung dengan masyarakat Muslim di Bali tak lepas dari kisah Dalem Ketut Nglesir, Raja Gelgel yang memerintah pada tahun 1383.
Awalnya Kerajaan Gelgel berada di Samprangan Gianyar. Lalu ileh Dalem Ketuk Nglesir, pusat pemerintahan dipindah ke Klungkung.
Dalem Ketut Ngelesir sendiri naik tahta menggantikan sang kakak, Dalem Samprangan. Kala itu kerajaan mereka berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit.
Baca juga: Legenda Asal-usul Selat Bali, dari Perjanjian Sidi Mantra dan Naga Basuki
Dalam berbagai literasi disebutkan Dalem Ketut Ngelesir menghadiri sebuah konferensi di Majapahit yang diadakan Prabu Hayam Wuruk pada 1384,.
Raja Gelgel Dalem Ketut Ngelesir mendapat keistimewaan. Prabu Hayam Wuruk mempersembahkan 40 prajurit pilihan Majapahit untuk mengawal kepulangan Dalem Ketut Ngelesir ke Pulau Dewata.
Ternyata 40 prajurit dari Majapahit ini beragama Islam.
Sebagai bentuk terima kasih, Dalem Ketut Ngelesir memberikan sebidang tanah di sisi timur kerajaan di Klungkung untuk tempat tinggal 40 prajurit dari Majapahit.
Baca juga: Asal-usul Nanggala, Pusaka Milik Tokoh Wayang Baladewa yang Dijadikan Nama Kapal Selam Indonesia
Mimbar khotbah masjid terbuat dari kayu jati berukir khas Bali, motif daun-daunan, dan sudah dipertahankan sejak 1836.
Sementara itu, para prajurit yang sebagian menetap ini kemudian menikah dengan perempuan setempat.
Baca juga: Asal-usul Jepara, dari Ratu Kalinyamat hingga Tempat Lahirnya Kartini
Dan seiring waktu, mereka tinggal menyebar karena beranak pinak dan menjadi penyebar Islam ke sejumlah kawasan di Bali.
Misalnya, ke Kampung Lebah, Kamasan, Kusamba, Pagayamanan, dan Kampung Toyapakeh di Pulau Nusa Penida.
Sementara itu dikutip dari buku Majapahit Sesudah Zaman Keemasannya, arkeolog Hasan Djafar menuliskan jika agama Islam diketahui sudah ada di Kerajaan Hindu-Buddha itu sejak 1281 Masehi dan 1368 Masehi.
Hal tersebut berdasarkan penemuan makam Islam kuno di Desa Tralaya, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, yang lokasinya tak jauh dari pusat Kerajaan Majapahit.
Baca juga: Asal-usul Nama Medan, Berasal dari Tanah Lapang yang Luas