Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV

Kompas.com, 11 Desember 2025, 17:22 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Rombongan pelajar asal Jepang melakukan aksi pencurian di dua toko pakaian di kawasan wisata, Jalan Kajeng, Lingkungan Ubud kelod, Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Detik-detik aksi pencurian tersebut terekam CCTV toko tersebut dan beredar luas di masyarakat.

"Dapat diinfokan bahwa WNA tersebut merupakan rombongan pelajar dari negara Jepang," kata Kepala Seksi Humas Polres Gianyar, Ipda Gusti Ngurah Suardita, dalam keterangan tertulis, pada Kamis (11/12/2025).

Baca juga: Rombongan Bermobil Curi Pakaian di Swalayan Banyuwangi

Suardita mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran di lapangan diketahui para terduga pelaku telah kembali ke negara asalnya.

Kendati demikian, polisi tetap melakukan serangkaian penyelidikan dan berkoordinasi dengan instasi terkait untuk mengungkap kasus tersebut.

"Ya informasinya mereka sudah di negaranya. Proses tetap lidik tetap jalan sesuai prosedur," kata dia.

Ia mengungkapkan, kasus pencurian ini terjadi di dua toko milik, Wayan Ajus, pada Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 09.00 Wita.

Menurut keterangan pelapor, Kadek Ramayana, selaku karyawan toko, saat kejadian, ada kurang lebih 20 WNA datang masuk ke dalam toko untuk membeli baju.

Baca juga: Curi Pakaian Dalam Wanita, Pria di Bergas Ditangkap Warga, Ternyata Alami Gangguan Jiwa

Di antaranya WNA tersebut, hanya tiga yang sempat berbelanja. Mereka membeli 15 potong baju dan melakukan pembayaran melalui transfer.

Setelah ketiganya selesai bertransaksi, rombongan WNA lainnya ikut meninggalkan toko tersebut.

Beberapa waktu kemudian, sekitar pukul 18.00 Wita, pemilik toko datang dan memberitahu Kadek bahwa ada rombongan WNA terekam CCTV melakukan aksi pencurian di toko tersebut.

Setelah dicek, jumlah baju yang hilang berjumlah 20 potong. Mereka lalu mengecek barang yang ada di toko sebelahnya, dan ternyata ada 20 potong baju juga yang hilang.

"Sehingga total barang yang hilang berjumlah 40 buah baju dengan kerugian meteril kurang lebih sebesar Rp. 3.600.000."

"Kemudian atas kejadian tersebut pelapor datang ke Polsek Ubud untuk membuat laporan," kata dia.

Baca juga: Pengendara Motor Curi Pakaian Dalam di Malang, Rekamannya Viral di Medsos

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, lanjut Sudiarta, diketahui rombongan WN Jepang tersebut datang ke Bali melalui agen perjalanan di Jalan Ngurah Rai Denpasar.

Rombongan turis tersebut berjumlah 100 orang. Mereka melancong di Bali mengunakan empat unit bus pariwisata, terhitung sejak tanggal 1- 3 Desember 2025.

Setelah berwisata ke Ubud, rombongan turis tersebut langsung pulang ke negara asalnya melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada hari yang sama.

"Selanjutnya selesai makan malam sekira pukul 19.00 wita (saksi sopir bus pariwisata) mengantar rombongan tamu Jepang tersebut ke Bandara Internasional Ngurah Rai, untuk pulang ke negaranya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau