Sontak, ia pun langsung menelpon dan mengirim pesan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp kepada istri tercintanya itu tapi tidak ada respons.
Karena tak mendapat kabar dari istrinya, Ranten kemudian berusaha untuk menghubungi kerabatnya yang juga merantau di Turkiye agar mencari keberadaan istrinya.
Baca juga: Jenazah TNI Korban Gempa Turkiye Dishalatkan oleh Menteri PMK Sebelum Dipulangkan ke Lombok
Setelah hampir dua minggu dalam kondisi gelisah, pada Minggu (18/2/2023), dia pun mendapat kabar bahwa salah satu WNI yang meninggal dunia akibat gempa tersebut adalah istrinya.
"Akhirnya kemarin tanggal 17, kita dihubungi dari Mabes Polri dan Polresta mendatangi rumah kita di Kuta, rumah ibu. Di sama kita di minta datang ke RS Trijata, karena di minta visum dan DNA. Tanggal 18 baru kita tau positif bahwa jenazah yang ditemukan adalah istri saya," kata dia.
Ranten tak bisa menyembunyikan rasa sedih saat mengenang sosok istrinya semasa hidup. Di matanya, Supini adalah pekerja kerja keras dan sangat mencintai anak-anaknya.
Bahkan, Supini keberangkatan Supini ke Turkiye pada tahun 2022 karena didorong oleh kebutuhan ekonomi dan memikirkan masa depan anak-anaknya. Apalagi, saat itu Supini juga kehilangan pekerjaan dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Tangis Pecah Saat Jenazah Korban Gempa Turkiye Irma Lestari Tiba di Rumah Orangtua
"Dengan semangatnya itu dia ingin ada banyak perubahan dalam keluarga karena banyak juga tuntutan keluarga, desa dan kebutuhan lain," kata dia.
Ranten mengatakan, rencananya jenazah istrinya akan dikuburkan pada 10 Maret 2023. Bagi kepercayaan desa adat setempat, kematian yang tidak diduga atau dikehendaki atau mati salah pati tidak dilakukan upacara Ngaben (kremasi) tapi dikubur.
"Cuma kita masih menunggu waktu yang tepat berkomunikasi dengan keluarga besar, kita akan kubur tanggal 10. Karena sesuai dengan aturan adat krista di adat kami, ini dikategorikan sebagai mati salah pati, itu yang sesuai dengan pararem (peraturan adat)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.