Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Bengkala Buleleng Terbakar, Asap Mengganggu Warga

Kompas.com - 03/01/2024, 11:03 WIB
Hasan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala, di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, terbakar.

Pusat pembuangan sampah terbesar di Buleleng tersebut sudah mulai terbakar sejak sepekan terakhir pada Kamis (28/12/2023) hingga Selasa (2/1/2024) petang.

Baca juga: Kapal Pesiar Celebrity Millenium Berlabuh di Buleleng, Bawa 1.794 Wisatawan

Kebakaran TPA disebut terjadi karena adanya ledakan gas metan akibat cuaca panas.

Pada saat kebakaran awal, api sempat berhasil dipadamkan petugas. Namun api kembali muncul pada keesokan harinya, Jumat (29/12/2023) hingga kemarin.

Petugas terus berupaya memadamkan api di kawasan TPA yang terbakar. Pemadaman dilakukan dengan menyiram dan mengeruk dasar sampah menggunakan alat berat.

Baca juga: Dinas LH Angkut 155 Ton Sampah dari Perayaan Tahun Baru di Buleleng

Kepala Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan, asap dari kebakaran TPA itu mengarah sampai ke desanya.

Bau yang ditimbulkan sampah yang terbakar mengganggu warga setempat pada malam hari saat angin mengarah ke laut.

"Baunya dirasakan dari jam 8 itu mulai sampai jam 12 malam. Masih bisa ditoleransi, masyarakat kalau tidak kuat mereka pakai masker," ujarnya, Rabu (3/1/2024) di Buleleng.

Ada dua banjar di Desa Kubutambahan yang merasakan dampak dari kebakaran TPA tersebut, yakni Banjar Tegal dan Banjar Pasek.

"Masyarakat sudah pakai masker sendiri aja. Untuk di Banjar Pasek ada 1.000 KK yang terdampak," imbuh dia.

Pariadnyana menyebut, dari informasi yang diperoleh bau asap terbakarnya sampah di TPA Bengkala ini, juga sampai hingga Banjar Dinas Alas Harum, Desa Bungkulan.

Sementara itu, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebutkan, asap akibat kebakaran sampah di TPA saat ini sudah mengecil.

Pihaknya kini tengah melakukan penataan untuk meratakan sampah yang menggunung.

Baca juga: Pikap Terbalik karena Tak Kuat Menanjak di Buleleng, Sopir Tewas

Alat berat pun difokuskan untuk meratakan gundukan sampah tersebut. Bahkan beberapa alat berat yang didatangkan dengan meminjam dari Pemprov Bali.

"Asapnya itu sekarang kita ratakan, dibawah asapnya sekarang sudah mengecil. Kami akan dimintakan bantuan tandon air, agar bisa cepat teratasi," katanya.

Selain untuk memadamkan api, perataan gundukan sampah juga untuk mengantisipasi saat musim hujan. Sehingga saat musim hujan sampah-sampah tersebut tidak menggunung.

Penataan juga dilakukan pada saluran air yang ada di TPA. "Di pinggir itu dicari got-got, pada saat hujan biar airnya meresap ke bawah," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siasat WN Ukraina di Bali, Curi Perhiasan Senilai Rp 12 Juta demi Dideportasi ke Inggris

Siasat WN Ukraina di Bali, Curi Perhiasan Senilai Rp 12 Juta demi Dideportasi ke Inggris

Denpasar
Soal Masuk Kabinet Prabowo, Sandiaga Merasa Tak Pantas karena Banyak yang Lebih Berkeringat

Soal Masuk Kabinet Prabowo, Sandiaga Merasa Tak Pantas karena Banyak yang Lebih Berkeringat

Denpasar
Kala Sandiaga Hadiahi Puan Miniatur Banteng Saat WWF Ke-10 di Bali...

Kala Sandiaga Hadiahi Puan Miniatur Banteng Saat WWF Ke-10 di Bali...

Denpasar
Buka 1,8 Juta Formasi PPPK, Menteri PAN-RB Bantah Ada Unsur Politik

Buka 1,8 Juta Formasi PPPK, Menteri PAN-RB Bantah Ada Unsur Politik

Denpasar
Ratusan Wisatawan Mancanegara Santap Olahan Ikan Gratis di Lovina Bali

Ratusan Wisatawan Mancanegara Santap Olahan Ikan Gratis di Lovina Bali

Denpasar
Puan Soroti Timpangnya Anggaran untuk Senjata dan Air, Ada Misalokasi Anggaran

Puan Soroti Timpangnya Anggaran untuk Senjata dan Air, Ada Misalokasi Anggaran

Denpasar
Disambut Jokowi di 'Gala Dinner' WWF Bali, Puan: Pertemuan yang Ditunggu

Disambut Jokowi di "Gala Dinner" WWF Bali, Puan: Pertemuan yang Ditunggu

Denpasar
Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Denpasar
Di Depan Delegasi WWF,  Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Di Depan Delegasi WWF, Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Denpasar
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Denpasar
Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Denpasar
Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Denpasar
Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Denpasar
Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Denpasar
Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com