KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan area tanaman mangrove yang bertuliskan G20 di Tol Bali Mandara, menjadi sorotan di media sosial.
Video tersebut menarasikan bahwa tanaman mangrove tersebut dalam kondisi mati dan tidak terawat usai perhelatan konferensi G20, November 2022.
Assistant Manager Risk and Quality Management & Corporate Communication PT Jasamarga Bali Tol , I Wayan Purwajaya, membantah hal tersebut.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan perawatan rutin untuk tanaman mangrove di G-20 (KM 3+000 sampai dengan KM 4+000) di area jalan Tol Bali Mandara.
Baca juga: Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat
"Terkait tidak terawatnya itu tidak benar, kami melakukan perawatan kok terhadap mangrove yang kami tanam," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (22/10/2024).
Ia menjelaskan mangrove yang ditanam di wilayah area tol merupakan jenis rhizophora mucronata.
Sedangkan, lokasi penanamannya berada di perairan dengan kondisi gelombang yang kuat dan kondisi pasang surut ekstrem.
Karena itu, penanaman mangrove ini mengunakan metode guludan. Metode itu adalah teknik penanaman mangrove di lahan yang tergenang air yang dalam dan berbentuk kelompok dengan jarak tertentu.
Selain itu, pihaknya juga memasang jaring pada sekeliling area guludan untuk melindungi bibit mangrove dari sampah kiriman.
Kondisi tanaman mangrove di kolong tol, tepatnya di simpang Denpasar- Nusa Dua, dan Denpasar-Bandara Ngurah Rai di Tol Bali Mandara pada Selasa (22/10/2024)."PT Jasamarga Bali Tol secara berkala melaksanakan perawatan dan pemeliharaan area mangrove, termasuk area bertuliskan G-20, sesuai dengan standar pelestarian lingkungan yang berlaku," kata dia.
Purwajaya juga tidak menyangkal bahwa dalam penanaman mangrove ini memiliki tantangan tersendiri.
Berdasarkan berbagai sumber dengan studi kasus, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dari mangrove berjenis rhizophora mucronata dalam kondisi alam yang ekstrem hanya mencapai 12 persen.
Baca juga: Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove
Selain faktor alam, adanya sampah kiriman yang tersangkut sangat berdampak pada kelangsungan hidup bibit mangrove.
"Pada umumnya, dalam satu kali penanaman, tidak semua bibit dapat bertahan hingga dewasa dengan kondisi tersebut," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan penyulaman secara periodik untuk memperbaiki tanaman mangrove bertuliskan G20 yang gagal tumbuh.