Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Mengular, Pelabuhan Gilimanuk Prioritaskan Kendaraan Roda Dua Masuk Kapal

Kompas.com, 30 April 2022, 14:25 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

JEMBRANA, KOMPAS.com - Arus penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur semakin padat pada H-2 Lebaran, Sabtu (30/4/2022). 

GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banyuwangi, Hasan Lessy mengatakan, pihaknya memprioritaskan penumpang kendaraan roda dua untuk masuk ke kapal.

"Kalau kita lihat, sepeda motor yang paling banyak sejak tadi malam. Kita prioritaskan sepeda motor karena ada ibu-ibu dan anak-anak. Kalau mobil pribadi kan dia di dalam mobil hujan panas dia terlindung," kata Hasan kepada wartawan, Sabtu.

Baca juga: Antrean Kendaraan Menuju Pelabuhan Gilimanuk Mengular hingga 2 Km

Hasan menuturkan, kepadatan di pelabuhan mulai terjadi sejak Jumat (29/4/2022) malam. 

Pihaknya telah menerapkan pola arus penyeberangan sangat padat untuk menghadapi penumpang kapal yang akan menyeberang. 

"Secara prediksi (puncak arus mudik) pada H-4, tapi ternyata kita lihat masih mengalir terus sampai H-2. Ini kita udah menggunakan pola sangat padat," ucap Hasan.

Hasan telah menambahkan jumlah armada kapal yang semula 28 menjadi 32 untuk mengangkut penumpang dan mengurai antrean kendaraan di kantong-kantong parkir di area Pelabuhan Gilimanuk.

Sebanyak empat kapal tambahan tersebut mulai beroperasi pada Jumat malam.

Selain itu, Hasan tak mengizinkan kapal bersandar dalam kurun waktu lama di pelabuhan.

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Bandara Sentani Jayapura Capai 6.034 Penumpang

Kapal yang baru datang dari Pelabuhan Ketapang, langsung masuk ke dermaga Pelabuhan Gilimanuk untuk mengangkut menumpang.

Setelah penumpang tercatat masuk, kapal langsung berangkat menuju Pelabuhan Ketapang.

"Pada pola sangat padat itu, (kapal dengan penumpang) full maka berangkat," kata dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, rata-rata penumpang membutuhkan waktu antrean selama 10-12 jam untuk masuk ke dermaga pelabuhan.

Sejumlah truk juga terlihat masih beroperasi untuk ikut menyeberang. 

Hasan mengatakan, truk yang beroperasi adalah pengangkut logistik sehingga tak bisa melarang menyebrang. Pihak pelabuhan hanya bisa membatasi jadwal penyebrangan kendaraan truk.

"Nah, sebenarnya kan ada ketentuan dari pemerintah kan jelas. Jadi sumbu tiga itu sudah tidak bisa beroperrasi lagi, yang diizinkan logistik," kata dia.

Baca juga: Ini Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik yang Berlaku di Tol Jakarta-Cikampek

Berdasarkan data ASDP Gilimanuk, pada H-3 lebaran atau Jumat kemarin, jumlah penumpang yang tercatat menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mencapai 47.811 orang dan total jumlah kendaraan mencapai 13.625.

Sementara itu, sejak 22 april atau H-10 lebaran hingga H-3 kemarin, total jumlah penumpang keluar Bali menuju Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk mencapai 222.162 orang dan 70.219 kendaraan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
WNA Buat Video Asusila di Pantai Kelingking Bali, Polisi Cari Pelakunya
WNA Buat Video Asusila di Pantai Kelingking Bali, Polisi Cari Pelakunya
Denpasar
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Denpasar
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Denpasar
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Denpasar
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau