BULELENG, KOMPAS.com - Kerukunan dan toleransi membuat Kelurahan Kampung Baru, di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Bali menerima penghargaan Kampung Pancasila.
Penghargaan diberikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: Berkunjung ke Kampung Pancasila di Banyuwangi, Dudung Ingatkan Pentingnya Hidup Berdampingan
Kelurahan Kampung Baru berada di pinggiran Kota Singaraja.
Lurah Kampung Baru, I Made Pasek Mudhana mengatakan, Kampung Baru memiliki sekitar 9.900 penduduk. Mereka memeluk berbagai agama.
"Kerukunan yang paling menonjol, penduduk kami merupakan pemeluk berbagai agama. Ada enam agama. Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu," kata Mudhana, Senin (11/12/2023).
Baca juga: Melihat Kampung Pancasila di Desa Senduro Lumajang, Hidup Berdampingan dalam Perbedaan
Kampung Baru memliki empat tempat peribadatan, yakni Vihara Buddhavamsa, Pura Taman Sari, Kelenteng Ling Gwan Kiong, dan Masjid Al-Maimuni.
Letak tempat ibadah yang cukup berdekatan menggambarkan toleransi di tengah keberagaman.
"Meski berbeda, umat beragama di kelurahan ini tidak pernah berseteru serta selalu saling memahami dan membantu," ujarnya.
Mudhana mencontohkan, saat Hari Raya Nyepi, organisasi masyarakat Muslim seperti Banser turut membantu mengamankan wilayah agar Nyepi berlangsung lancar.
Begitu juga sebaliknya. Saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kelompok Pecalang turut membantu mengatur lalu lintas di jalanan dekat lapangan yang menjadi lokasi salat.
Ketika perayaan Natal tiba, umat agama lainnya di Kampung Baru, berkunjung ke rumah umat Kristiani untuk mengucapkan selamat dan ikut merayakan.
"Kami saling komunikasikan setiap ada kegiatan keagamaan. Saat ada hari raya atau upacara agama, rekan-rekan yang di luar agama sepakat untuk membantu dan memberikan akses," kata dia.
Baca juga: Landasan Kultural Pendidikan Pancasila
Dirinya menganggap komunikasi yang baik merupakan upaya merawat perbedaan dan mencegah terjadinya gesekan.
Pertemuan antar tokoh lintas agama di Kampung Baru juga rutin dilakukan.
Tetapi sama sekali tidak membahas mengenai persoalan agama dan hanya membahas mengenai kehidupan masyarakat.