"Misalnya di pertemuan kami membahas gotong royong bersih-bersih sungai biar tidak banjir karena sekarang sudah masuk musim hujan," lanjut dia.
Indahnya toleransi beragama dirasakan oleh warga Kampung Baru bernama Francelino Junior.
Ia merupakan pemeluk Katolik yang tinggal di tengah-tengah penduduk beragama Hindu sejak belasan tahun lalu.
Meski berbeda mereka tetap saling menghargai satu sama lainnya.
"Kalau pun saya berbeda agama. Waktu Natalan, teman-teman saya yang Muslim dan Hindu pada datang ke rumah ikut merayakan," kata dia.
Baca juga: Demokrasi Pancasila pada Masa Orde Baru
Warga di kampungnya menganggap satu sama lain adalah saudara sehingga tidak perlu memandang apa agamanya. Menurut mereka, agama merupakan urusan pribadi.
Francelino juga bergabung dengan organisasi Seka Truna Truni (STT) Astitining Laksana di lingkungan tempat tinggalnya. STT itu mewadahi perkumpulan pemuda-pemudi.
Jika pada umumnya STT ini beranggotakan anak-anak muda pemeluk Hindu, di STT tempat tinggalnya juga diisi oleh muda-mudi dari agama lain.
"Jadi misal saat mau Nyepi bikin ogoh-ogoh untuk upacara Pengerupukan, kami juga dilibatkan dan diajak teman-teman Hindu. Bisa membantu dalam kegiatan sosial dan keagamaan," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.