KLUNGKUNG, KOMPAS.com- Keluarga menduga penganiayaan yang menewaskan Putu Satria Ananta Rastika (19), taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) oleh seniornya pada Jumat (3/5/2024), bukan kali pertama terjadi.
Paman Putu Satria Nyoman Budiarta mengungkapkan, keponakannya diduga pernah dianiaya oleh seniornya sekitar Desember 2023 lalu.
Baca juga: Warga Bali Bakar Spanduk Foto Senior STIP yang Jadi Tersangka Saat Upacara Ngaben Korban
Hal itu terungkap setelah keluarga mendapat hasil tangkapan layar percakapan Satria dengan kekasihnya.
"Ini katanya gini (sambil menunjukkan tangkapan layar percakapan Satria dengan sang kekasih). Saya dipukul senior. Sakit dadaku, ulu hati saya yang dicari," katanya di sela-sela prosesi upacara pengabenan jenazah Satria di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat (10/5/2024).
Baca juga: Menangis di Hadapan Menhub, Ibu Taruna STIP: Saya Yakin Penganiaya Anak Saya Lebih dari 1
Budiarta mengatakan Putu Satria tidak pernah menceritakan kejadian tersebut kepada keluarganya di Bali.
Dalam percakapan dengan pacarnya itu, Satria juga sempat mengirim foto bagian tubuhnya yang memar akibat penganiayaan.
"Tanggal 15 Desember, dia sering dipukulin sama seniornya, dia bilang, yang ini merah, saya sering diambil sama senior dipukul, terus ulu hatiku sakit terus," katanya meniru curahan hati Satria kepada kekasihnya.
Ia mengatakan pihak keluarga masih berupaya berkomunikasi dengan pacar Satria untuk mendapat bukti lain terkait peristiwa penganiayaan ini.
"Belum tahu (apakah pelaku yang sama) masih dibuka ponsel-nya. Karena chat-nya banyak dihapus, waktu kejadian semua dihapus," kata dia.
Sebagai informasi, pihak Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Utara telah menetapkan empat senior sebagai tersangka dalam kasus ini.
Mereka adalah Tegar Rafi Sanjaya (21), A, W, dan K. Keempat tersangka memiliki peran masing-masing saat menganiaya Satria hingga tewas.
Baca juga: Keluarga Senior STIP Belum Sampaikan Belasungkawa, Rusmini: Anak Saya Manusia, Lho Bukan Binatang
Tersangka A merupakan orang yang pertama kali memanggil Satria bersama teman-temannya untuk turun ke lantai dua dan menggiringnya ke toilet.
Ia juga berperan sebagai pengawas selama proses kekerasan itu terjadi di toilet pria lantai dua STIP.
Sementara tersangka W yang mendorong Tegar untuk melakukan pukulan dengan berkata, "jangan malu-maluin, kasih paham!". Kemudian, tersangka berinisial K yang menunjuk agar Satria jadi yang pertama dipukul.
Lalu, Tegar memukul Satria sebanyak lima kali di bagian ulu hati sampai terkapar dan lemas. Tegar juga menarik lidah Putu sampai jalur pernapasannya tertutup dan tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.