Dalam teori ini disebutkan bahwa posisi Desa Sukawana yang dikelilingi Bukit Penulisan dan lembah Batur memberi tantangan dan penghalang bagi anjing kintamani.
Ini menyebabkan mereka terisolasi untuk berkembang dan kawin dengan anjing jenis lainnya dari luar Sukawana selama ribuan tahun.
Hal tersebut membuat jenis anjing kintamani lebih seragam bentuknya sejak ribuan tahun lampau hingga sekarang dan menjadi endemik Sukawana serta trah anjing pertama asli Indonesia.
Namun saat ini anjing kintamani sudah tersebar ke sejumlah daerah.
Baca juga: Trenggiling Terancam Punah, Pentingnya Edukasi dan Rehabilitasi
Pemurnian ras anjing kintamani sudah dilakukan sejak 36 tahun lalu.
Kala itu di tahun 1985, Program Studi Kedokteran Hewan Unud, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali dan Pantrab, komunitas anjing kintamani di Bali menggelar kontes pertama di Pulau Dewata.
Dikutip dari tulisan Perjalanan Anjing Bali hingga Terbentuknya Pantrab dan Perkin Komisi Anjing Bali karya Mas Djoko Rudiyanto, kontes yang digelar di kampus Unud mendapat dukungan penuh dari Komisi Anjing Kintamani Bali yang bernaung di bawah Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin).
Baca juga: Hilang 170 Tahun, Burung Misterius Muncul di Hutan Kalimantan
Upaya berikutnya adalah memasukkan anjing itu sebagai trah dunia asal Indonesia dengan mengumpulkan ribuan sampel darahnya pada 2017.
Pihak IFC pun ikut terlibat dengan mengirim tim sendiri ke Kintamani.
Selama 2 tahun pihak IKK seperti diakui ketuanya, Benny Kwok Wie Sioe, meneliti sampel darah agar diketahui kemurnian rasnya dan apakah ada penyakit keturunan yang terkandung di dalam darah anjing kintamani.
Baca juga: Sepertiga Populasi Ikan Air Tawar Dunia Terancam Punah, Ini Sebabnya
Proses mencari kemurnian darah juga dilakukan dengan mengambil sampel dari delapan keturunan pada delapan garis induk yang berbeda.
Satu ekor anjing bisa beranak pada usia di atas satu tahun dan perlu waktu 10 tahun bagi si anjing untuk mencapai keturunan kedelapan.
Baca juga: Barongsai Terancam Punah di Perbatasan RI-Malaysia, Warga: Hanya Diarak Pakai Mobil
Seperti dikutip dari Antara, sebuah surat pun dikirimkan oleh Direktur Eksekutif FCI, Yves De Clercq kepada IKK pada awal Februari 2019.
Isinya bahwa Komite Umum FCI menyetujui anjing kintamani sebagai salah satu trah anjing dunia.
Sertifikat FCI diserahkan langsung pihak IKK kepada Gubernur Bali I Wayan Koster di Denpasar, 13 April 2019.
Saat itu Koster pun berjanji akan berupaya melindungi populasi anjing kintamani agar tetap terjaga kelestariannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.