KOMPAS.com - Hingga Jumat (23/4/2021) malam, TNI masih berupaya keras untuk mencari keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021).
KRI Nanggala-402 membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Ada 21 KRI yang yang dikerahkan untuk mencari keberadaan kapal buatan Jerman tersebut serta bantuan kapal KNKT, Basarnas, dan Polri.
Sejumlah kapal milik beberapa negara yang menawarkan bantuan juga tengah melakukan pencarian.
Baca juga: Mantan Komandan Jelaskan Sistem Keamanan dan Prosedur Menyelam KRI Nanggala-402
Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, pihaknya mengerahkan kapal-kapal yang memiliki teknologi sonar untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
Baca juga: TNI Maksimalkan Pencarian KRI Nanggala Sebelum Cadangan Oksigen Habis Sabtu Besok
Kapal yang memiliki teknologi sonar diperlukan untuk bisa mendeteksi KRI Nanggala-402 yang tak lagi bergerak.
Baca juga: KRI Nanggala-402 dalam Posisi Diam, Tak Bersuara, Hanya Sonar yang Bisa Mendeteksi
"Karena kebetulan kapal selam sudah diam, tak ada suara sehingga hanya sonar yang bisa menangkap," ujar Riad saat konferensi pers, dikutip dari Kompas TV, Jumat (23/4/2021).
Sejumlah helikopter juga dikerahkan untuk memaksimalkan pencarian.
9 titik pencarian
Pencarian KRI Nanggala-402 terkonsentrasi di sembilan titik di perairan utara Celukan Bawang, Bali atau sekitar 40 kilometer dari perairan utara Celukan Bawang.
Titik tersebut berdasarkan petunjuk adanya tumpahan minyak dan daya magnet yang kuat di bawah laut.
Oksigen habis
Oksigen kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 Wita.
Untuk itu, pencarian dimaksimalkan untuk mencari titik magnet kuat yang terdeteksi oleh KRI Rimau.
"Harapan kami pokoknya dengan batas waktu sampai besok jam 3, (pencarian) dimaksimal hari ini," kata Riad.
Dilatih mengatasi masalah
Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letnan Kolonel Laut Ansori mengatakan, seluruh peralatan kapal selam pasti pernah mengalami masalah saat berlayar maupun bersandar.
Namun, seluruh personel atau awak kapal selam sudah dilatih untuk mengatasi setiap masalah yang muncul.
"Terkait masalah, saya rasa di semua pesawat (dan kapal selam) juga mengalami. Semua personel dilatih survive untuk bisa mengatasi trouble (masalah) tersebut," kata Ansori.
Ansori menjelaskan, sistem keselamatan KRI Nanggala-402 sudah sesuai standar keselamatan internasional.
Peralatan keselamatan yang ada di kapal selam juga disesuaikan dengan jumlah personel yang berlayar di kapal selam itu.
"Jadi di kapal selam alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diperlukan oleh seluruh kapal selam di dunia," kata dia. (Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin| Editor : Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.