KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Pulau Bali, wisatawan kerap bertemu atau mendengar tentang petugas keamanan tradisional yang disebut dengan Pecalang.
Pecalang bisa dijumpai terutama di saat acara adat, terlihat mengenakan pakaian khas dan menenteng keris.
Baca juga: 6 Cara Bali Terapkan CHS Pariwisata, Libatkan Pecalang dan Desa Adat
Keberadaan sosok Pecalang sering menimbulkan pertanyaan terkait siapakah mereka dan apa saja tugasnya.
Baca juga: Pecalang Stadion, Kala Adat Bersinergi dengan Sepak Bola Indonesia
Pecalang adalah sebutan untuk polisi adat Bali yang kerap ditemukan dalam berbagai kegiatan masyarakat di Bali.
Mengutip penjelasan dari Instagram Pesona Indonesia, sebutan Pecalang berasal dari kata 'calang', yang diambil dari kata 'celang', yang berarti waspada.
Baca juga: Wujud Solidaritas, Banser NU dan Pecalang Blitar Bantu Pengamanan Ibadah Paskah
Kewaspadaan inilah yang biasanya dijadikan dasar pemilihan sosok Pecalang di suatu daerah.
Dalam menjalankan tugasnya, Pecalang akan bekerjasama dengan pihak terkait seperti hansip dan polisi.
Peran Pecalang tak kalah penting karena menjaga dan mengenalkan adat istiadat yang berlaku di tengah masyarakat Bali.
Pecalang bertugas mengamankan aktivitas mayarakat dalam kegiatan sehari-hari, maupun saat pelaksanakan kegiatan adat keagamaan atau acara penting lain di Bali.
Beberapa acara yang berkitan dengan adat seperti prosesi ngaben, acara pernikahan, perayaan nyepi.
Setiap acara yang tidak melibatkan acara adat sekalipun kerap membutuhkan kehadiran Pecalang untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Tak jarang Pecalang juga dilibatkan untuk menjaga perhelatan nasional dan internasional yang berlangsung di Pulau Dewata.
Meski tugas seorang Pecalang menyerupai polisi, namun keberadaaanya lebih untuk menjaga kegiatan masyarakat termasuk mengingatkan apa yang tidak boleh atau harus dilakukan sesuai adat setempat.
Kemampuan pecalang untuk membimbing masyarakat untuk menaati adat istiadat setempat inilah yang membuat keberadaan mereka istimewa.
Tugas inilah yang membuat Pecalang mendapat julukan sebagai polisi adat di Bali.
Yang menarik, dalam melaksanakan tugasnya, Pecalang tidak dibayar atau memperoleh imbalan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.