BULELENG, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Bali, Wayan Koster meminta maaf karena pernah menolak Tim Israel di Piala Dunia U-20 2023 di Bali.
Setelah penolakan tersebut, FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023.
Baca juga: Suara Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng Bali Versi Quick Count yang Disebut Koster Ujian
Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Wayan Koster yang juga Ketua DPD Provinsi PDIP Bali di laman resmi PDIP Provinsi Bali.
Koster menegaskan tidak menolak sepak bola dan Piala Dunia U-20. Menurutnya, ia hanya menolak Tim Nasional Israel.
"Perlu dicatat saya tidak anti sepak bola. Masyarakat Bali saya harap menyadari posisi saya yang sulit pada saat itu. Semeton Bali dan anak-anak muda pencinta bola khususnya, tentu saja atas hal tersebut saya mohon maaf," ujar Koster, dikutip dari laman PDI-P Bali, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Suara Ganjar-Mahfud Unggul di Kampung Halaman Koster
Koster mengaku sudah tiga kali memastikan Tim Israel tidak mengikuti Piala Dunia karena tidak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Setelah konfirmasi kedua, diketahui Tim Israel ikut, namun belum tentu lolos.
Saat dikonfirmasi ketiga kalinya, dipastikan Tim Israel ikut dan lolos kualifikasi. Namun panitia mengatakan belum tentu ikut pertandingan di Bali. Akhirnya 11 Maret 2023 pukul 20.00 malam Tim Israel terkonfirmasi lolos kualifikasi dan akan ikut bertanding di Bali.
Baca juga: Targetkan 80 Persen Suara Ganjar-Mahfud di Bali, Koster: Sudah Dipetakan
Ia pun membeberkan alasan menolak Tim Israel berlaga di Bali. Kata dia, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
"Tentu saja saya harus menyikapi ini dengan melihat berbagai pertimbangan. Pertama adalah secara ideologis itu dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung itu tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel dan kemudian juga ada aturan di Kementerian Luar Negeri itu, " katanya.
Menurut Koster, dengan tidak ada hubungan diplomatik, maka tidak boleh ada bendera dan tidak boleh menyanyikan lagu nasional Israel dalam pertandingan.
Ia mengaku, harus mempertimbangkan dari berbagai sisi. Termasuk pertimbangan pemilihan pariwisata Bali yang menjadi lokomotif ekonomi pasca dihantam Covid-19 selama dua tahun (2020-2023).
"Buat saya yang utama pertimbangannya adalah kita sedang dalam posisi recovery atau pemulihan pariwisata Bali pascapandemi Covid-19. Korelasinya dengan penolakan Israel," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.