KOMPAS.com - Kain poleng atau saput poleng adalah sebutan untuk kain dengan motif kotak-kotak hitam putih yang sering ditemukan di Pulau Bali.
Kain kotak-kotak hitam putih ini kerap ditemukan terpasang pada suatu pohon, patung, atau benda lainnya.
Baca juga: Mengapa Bunga Kamboja Sangat Lekat dengan Kehidupan Masyarakat Bali?
Banyak wisatawan yang mempertanyakan mengapa kain poleng atau saput poleng ini dipasang di berbagai tempat, terutama tempat-tempat yang disakralkan.
Baca juga: Base Genep, Bumbu Dasar Khas Bali yang Kaya Rasa dan Makna
Ternyata hal disebabkan adanya makna khusus dari kain poleng bagi masyarakat Bali, terutama penganut agama Hindu.
Baca juga: 5 Tempat Sarapan ala Western di Canggu Bali, Singgahi Sebelum ke Pantai
Dilansir dari laman Bobo, kain poleng atau saput poleng memiliki makna yang sesuai dengan namanya.
Saput berarti kain yang membalut, dan poleng adalah istilah untuk warna hitam putih yang berselang-seling.
Warna hitam putih yang berselang-seling ini merupakan lambang Rwa Bhineda, yaitu konsep mengenai keseimbangan alam.
Konsep keseimbangan ini juga disimbolkan dengan jumlah kedua warna kotak hitam dan putih yang sama banyak.
Hal ini membuat kain poleng menjadi kain yang sakral dan memiliki fungsi yang berbeda dari kain penutup biasa.
Terdapat tiga jenis kain poleng atau saput poleng yang dikenal di Bali.
1. Saput Poleng Rwa Bhineda
Kain Poleng Rwa Bhineda adalah kain yang berwarna putih dan hitam.
Kain ini memiliki makna bahwa di dunia ini ada hal yang berbeda, tetapi bila berjalan harmonis akan membuat alam ini seimbang.
2. Saput Poleng Sudhamala
Kain Poleng Sudhamala adalah kain yang berwarna putih, abu-abu, dan hitam.
Warna hitam dan putihnya adalah simbol Rwa Bhineda, sedangkan warna abu-abu merupakan penyelaras keduanya.
3. Saput Poleng Tridatu
Kain Poleng Tridatu adalah kain yang berwarna putih, hitam, dan merah.
Kain ini melambangkan ajaran triguna atau tiga sifat manusia, di mana warna merah berarti rajas atau keras, warna hitam berarti tamas atau malas, dan warna putih berwarna satwam atau bijak.
Seperti diketahui, kain poleng biasa dipasang pada pohon, patung, atau gapura sebagai pertanda bahwa benda itu memiliki kekuatan magis yang dihormati dan melindungi, serta patut dijaga kelestariannya.
Kain poleng juga menjadi bagian dari seragam dikenakan oleh pecalang atau kostum dalang, dan pemain drama yang berperan sebagai punakawan.
Sumber:
disbud.bulelengkab.go.id
bobo.grid.id
tribunnewswiki.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.