Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gebug Ende, Tradisi Mohon Hujan dari Karangasem

Kompas.com - 15/10/2022, 15:40 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Tradisi gebug ende berasal dari Karangasem, Bali.

Tradisi Gebud ende atau dikenal juga gebug Seraya tumbuh dan berkembang di Desa Seraya, Kabupaten Karangasem. Untuk itulah, tradisi ini dikenal gebug Seraya.

Gebug ende juga dipercaya sebagai tradisi sakral masyarakat Desa Seraya untuk memohon hujan kepada Sang Pencipta.

Nilai sakral yang melekat pada tradisi ini menjadikan gebug ende jarang dipertunjukkan di depan umum, karena gebug ende merupakan ritual yang dikeramatkan.

Gebug ende merupakan tradisi warisan budaya tak benda.

Apakah Itu Tradisi Gebug Ende?

Tradisi gebug ende merupakan permainan rakyat. Dahulu, gebug ende adalah sebuah permainan tradisi yang dapat dilakukan oleh kaum laki-laki, baik dewasa atau anak-anak.

Sehingga gebug ende adalah permainan yang menjadi tradisi masyarakat Desa Seraya, dimana permainan dimainkan oleh dua orang laki-laki, baik dewasa atau anak-anak.

Para pemain membawa ende dan gebug untuk saling memukul dan menyerang.

Peralatan Tradisi Gebug Ende

Istilah gebug ende berasal dari gebug dan ende. Gebug artinya memukul dengan alat berupa rotan yang memiliki panjang sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Baca juga: Tradisi Ngejot di Bali, Memberi Makanan ke Tetangga Jelang Idul Adha

Sedangkan, ende adalah alat untuk menangkis yang dibuat dari kulit sapi yang dikeringkan dan dianyam membentuk lingkaran.

Permainan gebug ende menggunakan rotan dan ende atau penangkis sebagai alat dalam permainan ini.

Tata Cara Tradisi Gebug Ende

Umumnya, ritual ini dilaksanakan pada musim kemarau dan dilakukan setelah pulang dari ladang, pada siang atau sore menjelang musim tanam.

Waktu pelaksanaannya pada sasih keempat menurut perhitungan bulan Bali, sekitar bulan Oktober hingga November.

Gebug ende erat kaitannya dengan ketangkasan, kemahiran memainkan rotan, dan kekuatan fisik masyarakat Desa Seraya dibalik kondisi geografis daerahnya yang kering.

Teknik yang dibutukan dalam permainan ini adalah memukul dan menangkis.

Sebelum permainan, masyarakat akan melakukan ritual sembahyang untuk memohon keselamatan pemain, kelancaran permainan, memberikan kemakmuran, dan memperoleh manfaaat (turun hujan) bagi masyarakat Seraya.

Gebug ende dapat dimainkan dimana saja sesuai kondisi dan tidak ada ketentuan luas area permainan. Permainan dapat menggunakan area seluas enam meter persegi.

Umumnya, masyarakat melakukan tradisi ini di lapangan atau halaman pura yang memiliki permukaan datar.

Lapangan sebagai area permainan akan diberi pembatas dengan tali atau pagar untuk menjaga keamanan pemain dan desakan dari penonton.

Baca juga: Mengenal Rasulan, Tradisi Pasca Panen di Gunung Kidul

Permainan dimulai dengan pembukaan selamat datang kepada penonton dan pemain, di dalamnya terselip nasihat dan aturan main. Dimana, pemain diminta untuk selalu mengedepankan kejujuran dan sportifitas.

Dua wasit yang disebut juru kembar/saya (baca: saye) bertindak sebagai pemimpin pertandingan. Tugasnya adalah mengawasi permainan.

Sebelum permainan dimulai akan dilakukan permainan pendahuluan oleh juru kembar, yang akan memperagakan gebug ende dan memberitahu uger-uger atau batasan yang harus ditaati pemain.

Permainan pendahuluan hanya berlangsung sebentar sebagai pemanasan untuk memberikan semangat dan rangsangan kepada para pemain.

Aturan permainan gubeg ende

Aturan permainan gubeg ende tergolong sederhana, yaitu:

  • Pemain hanya boleh memukul di atas pinggang sampai kepala. Pemain tidak boleh memukul di bawah pinggang sampai kaki.
  • Permainan dapat berakhir jika salah satu pemain terdesak.
  • Di tengah area permainan terdapat sebuah rotan yang digunakan sebagai garis batas untuk membagi lapangan menjadi dua bagian.
  • Umumnya permainan berlangsung singkat, yaitu sekitar 10 menit. Tidak ada pernyataan resmi dari wasit yang menentukan menang dan kalah karena hanya penonton yang dapat menilainya.

Biasanya pertandingan akan dimulai dengan pertandingan kelompok anak-anak, kemudian dilanjutkan dengan kelompok dewasa.

Para pemain tampil dengan penuh semangat dan tidak ada ketakutan dari semua pemaian. Rotan ditarikan dengan irigan sorakan penonton dan tetabuhan sehingga suasana semakin semarak.

Baca juga: Tradisi Petik Laut Sendang Biru, Ungkapan Syukur Nelayan di Malang

Selama permainan akan diiringi dengan tetabuhan musik pengiring untuk menyemangati para pemain.

Dalam perkembangannya, gebug ende sering ditampilkan secara komersial, namun permainan tidak dapat direkayasa karena ada kepercayaan jika hal tersebut dilakukan akan membawa petaka.

Kostum Tradisi Gebug Ende

Kostum pemaian gebug ende sangat sederhana, yaitu bertelanjang dada (tanpa baju),ikat kepala (destar) warna merah merah adalah simbol keberanian), saput hitam putih (poleng), dan kain atau kemben

Permainan gebug ende diiringi dengan musik pengiring yang disebut Tabuh Bebondangan dari alat musik yang terdiri dari sepasang kendang, sepasang reong, ceng-ceng kecil (rincik), dan seruling.

Keunikan Tradisi Gebug Ende

Permaiann gebug ende menjadi trademark dari Kabupaten Karangasem.

Keunikannya digambarkan melalui keanekaragaman latar belakang budaya yang mencerminakan kekayaan budaya Indonesia, dalam hal ini heroisme.

Bagi masyarakat Desa Seraya, gebug ende adalah tardisi yang diwariskan secara turun temurun dengan tujuan memohon hujan kepada Sang Pencipta.

Baca juga: Tradisi Ngerebeg di Bali Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Gebug ende juga dipercaya sebagai yadnya (pengorbanan yang tulus ikhlas) sehingga jika darah semakin cepat menetes maka akan semakin cepat turun hujan.

Sumber:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=381
http://tourism.karangasemkab.go.id/data/gebug-ende/

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser 'Reality Show' Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser "Reality Show" Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Denpasar
Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Denpasar
KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

Denpasar
Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Denpasar
Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Denpasar
Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Denpasar
Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Denpasar
WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Denpasar
Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

Denpasar
Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com