KOMPAS.com - Suku Sasak menjadi salah satu kelompok etnis yang mewarnai keragaman masyarakat yang mendiami wilayah Indonesia.
Suku Sasak adalah penduduk asli yang berasal dari Pulau Lombok, di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Mengenal Tari Peresean, Tarian Pemanggil Hujan Suku Sasak Lombok
Mayoritas masyarakat Suku Sasak memang tinggal di Pulau Lombok, namun ada juga yang merantau ke beberapa wilayah di Indonesia.
Baca juga: Merarik, Kawin Lari Suku Sasak Lombok, Tradisi Pria Menculik Wanita untuk Dijadikan Istri
Tak heran jika di Pulau Lombok, wisatawan dapat dengan mudah menemui tradisi dan budaya dari Suku Sasak.
Baca juga: 4 Hal Menarik dari Perempuan Suku Sasak
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, terdapat beberapa teori tentang asal usul dari Suku Sasak.
Pendapat pertama menyebut bahwa nama Sasak berasal dari kata ‘sah’ yang berarti pergi dan ‘shaka’ yang berarti leluhur. Sehingga Sasak dapat diartikan sebagai pergi ke tanah leluhur.
Adapun leluhur suku Suku Sasak dipercaya berasal dari Jawa, dengan melihat kemiripan aksara yang digunakan.
Pendapat lain menyebut bahwa nama Sasak berasal dari kata ‘sak-sak’ yang berarti sampan. Hal ini dipercaya terkait dengan kedatangan nenek moyang Suku Sasak ke Pulau Lombok dengan penggunaan sampan.
Ciri khas Suku Sasak dapat diamati dari cara hidup serta hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini.
Masyarakat setempat dalam kesehariannya berkomunikasi menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa daerah.
Sebagian besar Suku Sasak memeluk agama Islam. Sementara sebagian kecil menganut kepercayaan 'Sasak Boda' yang merupakan kepercayaan mereka sebelum mengenal Islam.
Rumah adat Suku Sasak disebut Bale terdiri atas tiga tipe sesuai dengan status penghuninya.
Bale Bonter merupakan tempat tinggal untuk para pejabat, Bale Kodong merupakan tempat tinggal untuk para pengantin baru atau orang tua yang ingin menghabiskan masa tua, dan Bale Tani yaitu tempat tinggal untuk mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki keturunan.
Rumah adat Suku Sasak dilengkapi dengan lumbung padi, serta memiliki bentuk pintu yang lebih rendah di mana tamu harus menunduk untuk melaluinya.
Atap rumah adat Suku Sasak terbuat dari ilalang atau ijuk, sementara lantainya berupa tanah liat yang dicampur dengan sekam.