KOMPAS.com - Tradisi mesuryak merupakan tradisi unik yang dilakukan secara turun menurun di Dusun Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.
Tradisi mesuryak telah dilakukan sejak nenek moyang tanpa pernah diketahui kapan tradisi dimulai.
Hingga saat ini, Tradisi Mesuryak masih dilaksanakan warga Desa Bongan Gede.
Mesuryak merupakan tradisi yang bertujuan untuk mempersembahkan atau membekali leluhur yang turun pada hari raya Galungan agar kembali ke alam surga dengan damai dan tenang.
Bekal yang dimaksud berupa sesajen, dimana dalam bentuk nyata salah satunya dengan memberikan uang.
Masyarakat menyakini bahwa dengan memberi bekal kepada leluhur akan ada timbal balik berupa saling melindungi keturunannya dan memberikan kedamaian bagi keluarganya.
Para leluhur akan kembali ke nirwana pada saat hari raya Kuningan.
Upacara mesuryak dilakukan pada saat hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan) setiap enam bulan sekali.
Pelaksanaan upacara dilakukan pada pukul 09.00 hingga 12.00 WITA.
Baca juga: Makna Hari Raya Kuningan yang Masih Serangkaian dengan Galungan
Upacara tidak boleh dilakukan setelah pukul 12.00 WITA. Karena diyakini setelah pukul 12.00 WITA, para leluhur telah kembali ke surga.
Prosesi yang dilakukan sejak nenek moyang ini akan diikuti oleh anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua, laki-laki dan perempuan bercampur baur.
Tradisi akan diawali dengan ibadah di rumah masing-masing, kemudian dilanjutkan ke Pura Meraja (pura keluarga besar) dan Pura Khayangan Tiga.
Sembahyang dilakukan untuk keselamatan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur yang ada di rumah sejak Galungan hingga Kuningan.
Rangkaian sesaji untuk perjalanan ke Swarga Loka telah disiapkan di depan pintu gerbang rumah masing-masing.
Sesaji yang disebut juga dengan banten pengadegan terdiri dari nasi, telur, dan pis bolong atau uang kepeng.
Jumlah uang kepeng untuk bekal para leluhur sesuai dengan kemampuan masing-masing keluarga.
Kemudian, sesepuh Hindu atau pendeta akan melantunkan pujian dan menutup dengan mesuryak.
Anggota keluarga yang melaksanakan tradisi mesuryak harus melemparkan uang ke atas kepala.
Setelah uang jatuh ke bawah akan diperebutkan masyarakat Desa Bongan yang ikut hadir dan menyaksikan tradisi ini.
Baca juga: Hari Raya Galungan: Sejarah, Makna, dan Rangkaian Acara
Dalam suasana suka cita, mereka akan saling berdesakan untuk memperebutkan uang sambil berteriak (mesuryak).
Kondisi tersebut memunculkan keakraban antar warga.
Pada masa lalu, tradisi ini menggunakan uang kepeng. Namun seiring perkembangan zaman, uang kepeng diganti dengan uang logam dan kertas.
Tradisi ini dilakukan di depan rumah penyelenggaran.
Sumber:
infowisata.tabanankab.go.id dan intisari.grid.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.