DENPASAR, KOMPAS.com – Kedai kopi kini semakin menjamur di Bali, khususnya di pusat Kota Denpasar, Bali.
Puluhan anak-anak muda pun bisa berjam-jam lamanya nongkrong di kedai-kedai itu.
Namun, Kopi Bayang hadir dengan cara yang sangat berbeda. Tak seperti umumnya, Kopi Bayang dikelola oleh penyandang disabilitas netra dan menjadi kedai dengan barista disabilitas netra pertama di Bali.
Mereka memiliki keterbatasan dalam penglihatan, namun tidak pada kreativitas. Semangat itulah yang membuat I Made Jery Juliawan dan teman-temannya berinisiatif mendirikan kedai yang berlokasi di Jalan Yeh Gangga I, Perumahan Palem Residence No. 9A, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan itu.
Baca juga: Perahu Hancur, Nelayan Banyuwangi Terombang-ambing Sendirian di Selat Bali
"Ide ini berawal dari niatan untuk membuka peluang baru di dunia usaha. Khususnya bagi teman-teman disabilitas netra di komunitas," tutur Jery, Rabu (13/8/2025).
Jery dan teman-teman disabilitas netranya bergabung dalam Komunitas Teratai (Kostra), yang awalnya memang lebih fokus pada sastra dan teater. Namun ternyata dalam perjalanannya ada yang tertarik meracik kopi.
Akhirnya terbentuk Komunitas Kopi Bayang, yang di dalamnya juga ada anggota Komunitas Teratai.
"Karena tidak semua anggota Kostra tertarik pada kopi," ucapnya.
Baca juga: Unesa Kembangkan Aplikasi Deteksi Dini Tsunami untuk Disabilitas Netra
Kopi Bayang mulai dirancang sejak Oktober 2022. Pertama kali diluncurkan pada 3 Desember 2022, bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional. Namun, saat itu mereka belum memiliki kedai, hanya ikut hadir dalam event-event saja.
Melalui kedai baru di Tabanan yang diluncurkan pada 8 Agustus 2025, Kopi Bayang menawarkan konsep open bar, yakni pengalaman menyeduh kopi langsung bersama Kopi Bayang.
"Jadi, customer yang datang, tidak hanya sekedar membeli kopi saja. Tapi kami persilakan juga untuk menyeduh kopi bersama, sekaligus berinteraksi langsung dengan teman disabilitas netra," jelasnya.
Jery berharap, siapa pun yang datang ke Kopi Bayang, memang ingin menikmati kopi. Bukan karena kasihan mengetahui bahwa pengelola dan baristanya disabilitas netra.
Saat ini, ada tiga barista di Kopi Bayang, yakni Jery, Mudra, dan Iwan. Mereka juga lah yang mengelola Komunitas Kopi Bayang.
Sejak awal 2022, mereka belajar meracik kopi dari pelatihan barista pada umumnya. Hanya saja, dalam prosesnya, ada banyak penyesuaian yang harus mereka lakukan. Termasuk, cara mengetahui takaran air, kopi, hingga mengetahui jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli.
"Semua tahapannya kami lalui dan tentu saja dengan menggunakan teknik khusus yang sudah disesuaikan bagi teman disabilitas netra," ungkapnya.