Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Perdagangan Ilegal Penyu Hijau di Bali

Kompas.com - 07/05/2023, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Perdagangan ilegal penyu hijau yang tidak terungkap ke publik diduga lebih banyak jumlahnya. Praktik ini diduga memiliki jaringan luas, karena tidak mungkin dilakukan secara perorangan, kata pegiat.

Hal itu menanggapi langkah kepolisian di Bali yang menangkap seorang pedagang penyu hijau.

Polisi menyebut perdagangan satwa dilindungi itu terjadi semenjak 1998.

Pendiri Yayasan ProFauna Indonesia Rosek Nursahid menduga perdagangan penyu yang tidak terungkap bahkan lebih banyak dari temuan polisi pada 30 April lalu yang berjumlah 21 penyu hijau.

“Ini sebuah bukti kalau [perdagangan penyu] masih ada sampai sekarang. Dan kita juga tidak tahu bagaimana yang lolos, yang tidak terdeteksi oleh petugas?"

Baca juga: Diselamatkan, 21 Penyu Hijau Hendak Dipotong untuk Santapan di Bali, Praktik Jual Beli sejak 1998

"Kalau menurut kami pemerintah harus tegas, tidak ada pemanfaatan penyu karena jelas itu dilindungi,” kata Rosek kepada BBC News Indonesia.

Rosek menduga praktik perdagangan penyu ini memiliki jaringan, karena kecil kemungkinan hal itu dilakukan secara individu.

“Kami tidak percaya kalau ini tidak berjaringan, karena penyunya bukan berasal dari Pulau Bali, kan dari luar pulau, dari Madura, dari Jawa, kalau dulu dari Flores juga dan Sulawesi. Artinya ada orang dong,” tegas Rosek.

Namun, polisi mengatakan penangkapan penjual penyu hijau kali ini tidak bekerja sama dengan grup-grup atau sindikat.

“Kalau saya lihat tidak ada. Dia main sendiri. Sejauh ini masih masing-masing,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto kepada wartawan Ade Mardiyati yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (02/05).

Baca juga: Telur Penyu Diperjualbelikan di Facebook, BKSDA: Itu Satwa Dilindungi, Hati-hati, Bisa Kena Pidana

Dari hasil penyelidikan, Direktorat Kepolisian Perairan dn Udara Polda Bali mengamankan 21 penyu hijau yang masih hidup dari seorang tersangka berinisial MJ, seorang warga Benoa, Badung, Bali.

Penyu-penyu itu, kata Stefanus, didapatkan dari daerah Madura, Jawa Timur.

Selain itu, ada juga dua paket daging penyu yang sudah dicacah dan dibumbui. Per paketnya dijual dengan harga Rp300.000.

Polisi mengetahui tindakan ilegal MJ karena ada laporan dari masyarakat sekitar.

Untuk upacara adat

Sejumlah penyu yang diamankan hasil penggagalan upaya penyelundupan yang diungkap Tim Patroli Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, dilepasliarkan, Jumat (13/1/2023).BKSDA Bali. Sejumlah penyu yang diamankan hasil penggagalan upaya penyelundupan yang diungkap Tim Patroli Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, dilepasliarkan, Jumat (13/1/2023).
Kombes Stefanus mengatakan dalam setahun rata-rata terjadi dua kasus penangkapan penjual penyu hijau di Bali.

Dia bahkan menyebut penyu hijau masih memiliki penggemar di Bali.

Diduga, masih ada upacara-upacara adat Bali yang menggunakan penyu hijau sebagai bagian dari upacara.

“Berarti memang ada permintaan,” ujar Stefanus.

Menurut salah seorang warga Bali di Denpasar— yang hanya mau disebut dengan nama Wayan—kebiasaan mengkonsumsi daging penyu hijau sudah dikenalnya sejak duduk di bangku sekolah dasar sekitar tahun 1987 silam.

Baca juga: Seekor Penyu Terikat Tali di Baubau, Dikembalikan Lagi ke Laut oleh Anggota TNI-Polri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemotor yang Berkendara Zig-zag karena Mabuk dan Tantang Polisi di Buleleng Dibebaskan

Pemotor yang Berkendara Zig-zag karena Mabuk dan Tantang Polisi di Buleleng Dibebaskan

Denpasar
Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk 'Open BO', Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk "Open BO", Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Denpasar
Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Denpasar
Wisatawan China Tewas saat 'Snorkeling' di Pantai Lovina Bali

Wisatawan China Tewas saat "Snorkeling" di Pantai Lovina Bali

Denpasar
Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Denpasar
Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Denpasar
Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Denpasar
Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Denpasar
Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Denpasar
Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Denpasar
Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Polisi Gerebek Vila yang Diduga Jadi Pabrik Narkoba di Bali

Polisi Gerebek Vila yang Diduga Jadi Pabrik Narkoba di Bali

Denpasar
PDI-P Bali Usulkan 2 Nama untuk Dampingi Koster pada Pilkada 2024

PDI-P Bali Usulkan 2 Nama untuk Dampingi Koster pada Pilkada 2024

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com