BULELENG, KOMPAS.com - Seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, menjadi wilayah terdampak kekeringan. Dalam peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Buleleng masuk dalam peta merah atau status awas kekeringan.
"Dalam peringatan tersebut, Buleleng masuk dalam peta merah atau status awas yang artinya hujan diprediksi tidak akan turun paling singkat selama 61 hari ke depan," kata Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi saat dikonfirmasi di Buleleng, Senin (11/9/2023).
Baca juga: Diduga Korupsi Dana Bantuan Rp 378 Juta, 2 Pengurus Desa Adat di Buleleng Jadi Tersangka
Ariadi mengatakan, peringatan dini kekeringan itu ada di Kecamatan Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutambahan, Seririt, Sukasada dan Tejakula.
BPBD bersama sejumlah instansi telah menyuplai air bersih untuk masyarakat yang kesulitan mendapatkan air di beberapa desa dengan mobil tangki.
Baca juga: Berhubungan Badan dengan Gadis 14 Tahun, Pria di Buleleng Ditangkap
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Sebab, kekeringan ini menyebabkan debit air bersih menurun dan berisiko terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Ariadi juga mengimbau agar masyarakat lebih hemat dalam menggunakan air bersih, tidak membakar sampah dan membuang puntung rokok sembarangan.
BPBD telah menyiapkan mobil tangki berkapasitas 10.000 liter untuk membantu suplai air bersih ke desa-desa, bekerja sama dengan sejumlah instansi.
Dengan rincian, mobil tangki milik BPBD Buleleng satu unit, Perumda Tirta Hita Buleleng dua unit, PMI Buleleng satu unit, serta mobil tangki dari TNI-Polri.
"Sejauh ini permintaan bantuan air bersih sudah dilakukan di beberapa desa, seperti Desa Kaliasem dan Selat. Namun intensitasnya belum terlalu tinggi," kata dia.
"Artinya permintaan air bersih hanya terjadi di satu banjar, dan pengirimannya hanya dilakukan dua hari sekali," imbuh dia.
Menurutnya, jika kekeringannya terjadi sampai bulan November, maka kemungkinan akan lebih banyak lagi desa yang memohon bantuan suplai air bersih.
"Kami akan pantau terus perkembangan cuaca, semoga kekeringan tidak terjadi dalam waktu yang lama. Apabila ada masyarakat yang kesulitan air bersih, kami siap membantu," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.