BULELENG, KOMPAS.com - Seorang nasabah bank di Buleleng bernama Nyoman Werdiasa menggugat ke Pengadilan Negeri (PN) Singaraja setelah uang tabungan Rp 248 juta di rekeningnya raib.
Werdiasa melalui kuasa hukumnya, Gede Erlangga Gautama mengajukan gugatan perdata ke PN Singaraja dengan nomor gugatan 635/Pdt.G/2023/PN Sgr pada Selasa (3/10/2023).
"Kami menggugat kasus ini ke PN Singaraja atas kegagalan sistem perbankan. Pihak yang digugat adalah pihak bank dan OJK sebagai turut tergugat," ujarnya, dikonfirmasi Kamis (5/10/2023)
Erlangga menyampaikan, kliennya membuka rekening di bank tergugat dan mulai menabung di cabang Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Bali sejak 4 Oktober 2016 lalu.
Saldo tabungan terakhir korban sebelum hilang senilai Rp 248.149.485,80.
Korban mengetahui uang tabungannya hilang, pada Sabtu (19/8/2023) sekitar pukul 21.14 Wita.
Saat itu korban tiba-tiba menerima pemberitahuan SMS dan email transaksi jika ada aktivitas transaksi pada rekeningnya.
Pemberitahuan itu berisi informasi transfer dari rekeningnya ke sejumlah rekening bank lain yang tidak diketahui oleh korban.
Korban lalu membuka aplikasi bank tersebut namun sudah tidak bisa diakses oleh korban. Sehingga korban berusaha menghubungi call center untuk memblokir rekeningnya.
Nyoman juga menanyakan permasalahan dana yang keluar secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.
"Pada notifikasi SMS dari telah terjadi dana keluar enam kali dengan jumlah Rp 50 juta dan sekali dengan jumlah Rp 48 juta. Sehingga totalnya Rp 348 juta. Padahal dalam rekening korban hanya memiliki saldo sejumlah Rp 248.149.485,80," jelas Erlangga.
Sementara, pada email korban terdapat pemberitahuan transfer dana dari rekeningnya ke beberapa rekening Bank Jago dengan nama yang tidak dikenal korban.
Total dana yang ditransfer dari pemberitahuan email itu sebesar Rp 248.012.500 dengan rincian transfer Rp 50.002.500 sebanyak empat kali dan Rp 48.002.500 sekali.
Korban mendatangi kantor cabang Banyuatis, pada Senin (21/8/2023) untuk melakukan mencetak rekening koran serta menanyakan uang tabungannya yang keluar tiba-tiba.
"Berdasarkan printout dan buku tabungan ternyata memang benar telah terjadi dana keluar secara tiba-tiba tanpa persetujuan korban," kata dia.