Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Proyek Bandara Bali Utara, Koster: Bangun Infrastruktur Penghubungnya Dulu

Kompas.com - 04/06/2024, 15:36 WIB
Hasan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Wacana proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, kembali mencuat.

Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster, menyarankan agar infrastruktur pendukung dibangun terlebih dahulu sebelum mewujudkan bandara.

Baca juga: BIBU Lobi Prabowo-Gibran Wujudkan Bandara Bali Utara di Atas Laut

Koster menyampaikan, infrastruktur itu akan berfungsi menjadi akses penghubung penumpang dari bandara ke daerah-daerah lain di Provinsi Bali ataupun sebaliknya.

"Apakah bandara ini segera bisa dibangun atau tidak, kami belum perlu bicara cepat atau lambat. Supaya bandara ini bisa berfungsi," ujarnya saat memberikan kuliah umum di Gedung Kesenian Gde Manik, Buleleng, Selasa (4/6/2024).

"Jarak dari kabupaten lain, Denpasar, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, ke Buleleng, tepatnya ke lokasi bandara ini harus dihubungkan dulu dengan infrastruktur," lanjutnya.

Baca juga: Cak Imin Janjikan Pembangunan Bandara Bali Utara jika Menang

Ia memerinci, infrastruktur tersebut bisa berupa jalan tol atau kereta api. Rencana pembangunan infrastruktur itu pun butuh studi kelayakan.

"Infrastrukturnya ini kalau hanya dengan jalan shortcut tidak bisa. Harus jalan tol atau kereta api. Kalau tidak, maka waktu tempuhnya itu pasti lebih dari 1,5 jam, 2 jam, sampai 3 jam kalau lancar," kata dia.

Studi kelayakan untuk mengkaji infrastruktur pendukung bandara yang tepat akan dibangun juga memerlukan waktu yang tidak singkat. Begitu juga dengan tahapan pembebasan lahan.

"Studi itu perlu satu tahun. Pembebasan lahan karena panjang ini, itu memerlukan paling cepat dua tahun dan tidak mudah karena melibatkan banyak masyarakat. Kalau sudah dibebaskan, baru membangun konstruksinya," urainya.

Baca juga: Gibran ke Buleleng, Janji Kaji Ulang Bandara Bali Utara

Ia menilai, pembangunan konstruksi akses penunjang bandara juga tidak mudah. Hal ini karena kontur geografis tanah di Provinsi Bali yang berbukit, terutama di Kabupaten Buleleng.

Misalnya saat pemerintah membangun jalan raya shortcut penghubung Kota Denpasar dengan Kota Singaraja yang membutuhkan waktu setidaknya lebih dari tiga tahun.

"Untuk geografis Bali karena banyak bukti dan lembah, sulit medannya. Butuh waktu lama. Shortcut saja butuh waktu tiga tahun belum selesai, apalagi tol. Saya enggak yakin dua tahun, paling tiga tahun itu pun sudah progresif. Kalau dihitung, berarti enam tahun. Setelah itu terwujud baru dibangun bandara," kata dia lagi.

Koster pun mewanti-wanti, jika infrastruktur akses ke bandara belum mumpuni tetapi bandara tetap dipaksakan dibangun, maka akan sepi. Ia mencontohkan yang terjadi di Bandara Kertajati, Jawa Barat.

"Kalau belum ada aksesnya, jangan harap. akan terulang seperti Bandara Kertajati, Jawa Barat," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tabung Setrika Uap Penatu Meledak, 3 Karyawan di Karangasem Terluka

Tabung Setrika Uap Penatu Meledak, 3 Karyawan di Karangasem Terluka

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 18 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Rusak Vila dan Tampar Warga di Bali, WN Jerman Diduga Depresi

Rusak Vila dan Tampar Warga di Bali, WN Jerman Diduga Depresi

Denpasar
WN Jerman Mengamuk di Bali, Ancam Bunuh Karyawan Vila dan Lempari Polisi

WN Jerman Mengamuk di Bali, Ancam Bunuh Karyawan Vila dan Lempari Polisi

Denpasar
Polisi Gerebek 2 Lokasi Pengoplosan Elpiji di Bali Buntut Kebakaran Gudang yang Tewaskan 14 Karyawan

Polisi Gerebek 2 Lokasi Pengoplosan Elpiji di Bali Buntut Kebakaran Gudang yang Tewaskan 14 Karyawan

Denpasar
WN Jerman yang Aniaya Pemotor dan Rusak Vila di Bali Ditetapkan Tersangka

WN Jerman yang Aniaya Pemotor dan Rusak Vila di Bali Ditetapkan Tersangka

Denpasar
Praktik Pengoplosan Elpiji Bersubsidi di Bali Terbongkar, 1 Orang Ditangkap

Praktik Pengoplosan Elpiji Bersubsidi di Bali Terbongkar, 1 Orang Ditangkap

Denpasar
Tragedi Gudang Elpiji Terbakar di Bali, 12 Karyawan Tewas dan Pemilik Jadi Tersangka

Tragedi Gudang Elpiji Terbakar di Bali, 12 Karyawan Tewas dan Pemilik Jadi Tersangka

Denpasar
Amarah WN Jerman di Bali, Aniaya Warga dan Rusak 2 Vila Lalu Lempari Polisi dengan Batu karena Masalah Keluarga

Amarah WN Jerman di Bali, Aniaya Warga dan Rusak 2 Vila Lalu Lempari Polisi dengan Batu karena Masalah Keluarga

Denpasar
Warga Jerman Berulah di Bali, Aniaya Pengendara Motor Lalu Rusak 2 Vila

Warga Jerman Berulah di Bali, Aniaya Pengendara Motor Lalu Rusak 2 Vila

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Pemilik Gudang Elpiji di Bali Hanya Bungkam Usai Jadi Tersangka Kasus Kebakaran yang Sebabkan 12 Karyawan Tewas

Pemilik Gudang Elpiji di Bali Hanya Bungkam Usai Jadi Tersangka Kasus Kebakaran yang Sebabkan 12 Karyawan Tewas

Denpasar
Gudang Elpiji Terbakar di Bali, Pemilik Pakai KTP Karyawan untuk Kumpulkan Gas Bersubsidi

Gudang Elpiji Terbakar di Bali, Pemilik Pakai KTP Karyawan untuk Kumpulkan Gas Bersubsidi

Denpasar
Mampu Kendalikan Inflasi, Pemprov NTB Terima TPID Award dari Presiden Jokowi

Mampu Kendalikan Inflasi, Pemprov NTB Terima TPID Award dari Presiden Jokowi

Denpasar
Pemilik Gudang Elpiji di Bali yang Terbakar dan Sebabkan 12 Orang Tewas Ditetapkan Tersangka

Pemilik Gudang Elpiji di Bali yang Terbakar dan Sebabkan 12 Orang Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com