Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarkofagus Berisi Kerangka Manusia di Buleleng Diperkirakan Berasal dari Masa Prasejarah

Kompas.com, 23 Agustus 2024, 10:50 WIB
Hasan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Sejumlah peneliti mengidentifikasi dan mendokumentasikan dua benda diduga sarkofagus yang ditemukan di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Sarkofagus yang di dalamnya ditemukan kerangka manusia itu, diperkirakan berasal dari tahun sebelum 1.300 masehi.

"Diperkirakan dari zaman prasejarah. Sebelum agama Hindu masuk ke Bali. Perkiraan sebelum tahun 1300-an," ujar Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Buleleng, Nyoman Widarma, Jumat (14/8/2024) di Buleleng.

Baca juga: Dua Benda Diduga Sarkofagus Berisi Kerangka Manusia Ditemukan di Buleleng

Menurutnya, sarkofagus tersebut termasuk tidak biasa karena ukurannya cukup kecil yakni hanya sekitar 40x 25 cm

Ia mengatakan bahwa kerangka yang ditemukan dalam sarkofagus merupakan manusia dewasa, Meski ada sebagian kerangka yang sudah agak hancur.

Jenazah pemilik kerangka itu diduga awalnya dikubur. Kemudian saat sudah menjadi kerangka dipindahkan ke dalam sarkofagus dan dikubur kembali.

"Ini termasuk penemuan terkecil. Tidak seperti sarkofagus pada umumnya," lanjut dia.

Ia mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV Bali & Nusa Tenggara Barat, untuk memeriksa lebih lanjut temuan tersebut.

Hal ini dilakukan karena BPK XV memiliki peralatan dan kompetensi di bidang sejarah. Sehingga dapat dilakukan identifikasi dan dokumentasi temuan yang berada di areal pura.

"Apalagi yang ditemukan bukan hanya sarkofagus dan kerangka saja, namun ada juga besi panjang dan dua guci besi. Bisa saja ada unsur kebudayaan China," tutup dia.

Sebelumnya, dua buah benda yang diduga sarkofagus ditemukan di areal Pura Kahyangan Desa Adat Tegal, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Dua benda yang diduga sebagai sarkofagus atau peti mati kuno itu di dalamnya terdapat tulang kerangka manusia.

Kepala Desa Adat Tegal, Kadek Astawan Wijaya mengatakan, dua benda diduga sarkofagus itu ditemukan pada Minggu (18/8/2024) sekitar pukul 11.00 Wita.

Saat itu, warga desa adat tengah melakukan gotong royong memperbaiki tembok Pura Desa Adat.

Baca juga: Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Sarkofagus pertama ditemukan dalam kondisi utuh. Terbuat dari bahan paras atau padatan batu dengan ukuran sekitar 45 x 30 cm.

"Saat dibuka, di dalamnya terdapat tulang kerangka dan gigi," ujarnya, dihubungi Senin (19/8/2024) di Buleleng.

Benda bersejarah ini tertanam di bawah tanah sekitar 10cm, tepat di sebelah barat pelinggih atau bangunan untuk pemujaan.

Tidak berselang lama, benda yang diduga sarkofagus kedua kembali ditemukan sekitar pukul 13.00 Wita. Lokasinya pun ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan yang pertama.

"Sarkofagus kedua memiliki bentuk yang sedikit berbeda, terbuat dari batu dengan ukuran yang hampir sama. Di dalamnya juga ditemukan kerangka, guci, dan besi," sambung dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Denpasar
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Denpasar
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau