Gerakan tarinya antara lain terdiri dari gerakan agem atau sikap dasar. Gerakan agem ini berupa tangkis (gerakan peralihan dari satu agem ke agem yang lain), tandang (cara berjalan dan bergerak penari), tangkep (ekspresi), gerakan mata, gerakan leher, gerakan jemari, serta menggunakan kipas.
Ciri Tari Legong adalah gerakan mata penarinya yang membuat penari itu menjadi hidup dengan ekspresi yang memukau.
Baca juga: Tari Legong Tri Sakti Dicetuskan Istri Menkop dan UKM Puspayoga
Ketrampilan dalam membawakan Tari Legong sesuai dengan penguasaan jalinan wiraga, wirama, dan wirasa yang baik sesuai dengan patokan agem, tandang, dan tangkep.
Busana Tari Legong berwarna cerah (merah, hijau, ungu) dengan lukisan daun-daun dan hiasan bunga-bunga. Kepala penari akan bergoyang-goyang mengikuti gerak tubuh dan getaran bahu penari.
Di bagian kepala penari penuh dengan bunga-bunga. Bagian ini akan ikut bergerak sesuai gerakan penari.
Pada abad ke 19, Tari Legong berpindah dari istana ke desa. Wanita-wanita di istana mengajarkan menari di desa.
Baca juga: UNESCO Tetapkan Tari Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda
Banyak kelompok Legong terbentuk di Gianyar dan Badung.
Dalam perkembangannya, Tari Legong tidak lagi merupakan kesenian istana, melainkan menjadi milik masyarakat umum.
Sejak Bali jatuh di tangan Belanda pada 1906 - 1908 M, pengaruh istana semakin lama semakin melemah.
Tari Legong lebih banyak dipersembahkan sebagai hiburan bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam upacara keagamaan.
Sumber: sdm.data.kemdikbud.go.id dan indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.