Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ogoh-ogoh Terbaik di Denpasar, Usung Tema Covid-19 dengan Bahan Masker hingga Arang

Kompas.com - 01/03/2022, 17:00 WIB
Ach Fawaidi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Parade ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 mulai menghiasi setiap desa di Kota Denpasar.

Salah satu ogoh-ogoh yang menjadi pusat perhatian warga Denpasar adalah ogoh-ogoh milik ST Tunas Muda, Banjar Dukuh Mertajati Sidakarya, Denpasar.

Ogoh-ogoh yang mengambil judul atau tema Gerubuk yang memiliki arti kekacauan dalam situasi Pandemi Covid-19 itu bahkan menjadi ogoh-ogoh terbaik di Denpasar.

"Kita dinobatkan sebagai yang terbaik, tentu senang dan memotivasi kami untuk membuat yang lebih baik tahun depan," kata arsitektur Ogoh-ogoh ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati, Pageh Wedhanta saat ditemui di Denpasar, Senin (28/2/2022).

Wedhanta mengatakan, sesuai dengan tema Gerubuk yang diangkat pada pembuatan ogoh-ogoh tersebut, pihaknya ingin menyampaikan keresahan yang dialami warga desa selama pandemi Covid-19.

Keresahan itu terkait dengan pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak 2020. Bersama anak-anak muda di Banjar Dukuh Mertajati, ia kemudian mangaplikasikan keresahan itu dalam bentuk ogoh-ogoh.

Hal itu tergambar melalui empat tangan ogoh-ogoh dan mempresentasikan empat sektor yang lumpuh akibat pandemi Covid-19. Di antaranya, bidang kelautan, pertanian, pendidikan, dan kesehatan.

"Jadi empat sektor itu diwakilkan melalui tangan ogoh-ogoh yang empat itu. Tangan itu kan ada yang pegang alat pancing sebagai sektor laut, ada cangkul sebagai sektor pertanian, dan ada suntikan sebagai kesehatan dan ada lontar sebagai sektor pendidikan," tuturnya.

Baca juga: Hari Raya Nyepi, Pawai Ogoh-ogoh di Buleleng Akan Digelar di 191 Lokasi

Di sisi yang lain, bentuk tampilan ogoh-ogoh yang dibuat oleh ST Tunas Muda, Banjar Dukuh Mertajati Sidakarya, Denpasar, itu juga dihiasi dengan rantai tergelantung di kakinya.

Hal itu, kata Wedhanta, sebagai wujud bahwa ia terbelenggu dan tak bisa beraktivitas dengan bebas di tengah pandemi Covid-19.

"Semua ini sebagai wujud yang kita alami selama pandemi Covid-19," kata dia.

Wedhanta menegaskan, seluruh proses pembuatan ogoh-ogoh tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dasar yang ramah lingkungan.

Rincian bahan dasar yang digunakan adalah ranting kayu, bambu, koran bekas, sekam, arang, dan masker. Warna hitam yang menjadi warna utama ogoh-ogoh juga 90 persen menggunakan arang.

Menurutnya, penggunaan arang dalam pembuatan ogoh-ogoh tersebut merepresentasikan situasi Bali yang bisa dikatakan hampir hangus akibat pandemi Covid-19, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi.

"Jadi kan ada nuansa gelap sebagai simbol duka," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Wamenkes: Pneumonia Bukan Sesuatu yang Baru, Kita Sudah Mitigasi

Wamenkes: Pneumonia Bukan Sesuatu yang Baru, Kita Sudah Mitigasi

Denpasar
Seekor Biawak Tarik Jasad Bayi Perempuan dari Sungai di Bali

Seekor Biawak Tarik Jasad Bayi Perempuan dari Sungai di Bali

Denpasar
Berkaca dari Erupsi Gunung Marapi, Wapres: Jangan Sampai Ada Bahaya, tapi Tak Ada Peringatan

Berkaca dari Erupsi Gunung Marapi, Wapres: Jangan Sampai Ada Bahaya, tapi Tak Ada Peringatan

Denpasar
Wapres Ma'ruf Amin: Debat Khusus Cawapres Masih Perlu Dilaksanakan

Wapres Ma'ruf Amin: Debat Khusus Cawapres Masih Perlu Dilaksanakan

Denpasar
Wapres Sebut Indeks Reformasi Birokrasi Tinggi tapi Belum Mampu Entaskan Kemiskinan dan Korupsi

Wapres Sebut Indeks Reformasi Birokrasi Tinggi tapi Belum Mampu Entaskan Kemiskinan dan Korupsi

Denpasar
Siswa SMP di Klungkung Bali Curi Uang Rp 127 Juta Milik Paman untuk Beli 23 Anjing Ras hingga Ponsel

Siswa SMP di Klungkung Bali Curi Uang Rp 127 Juta Milik Paman untuk Beli 23 Anjing Ras hingga Ponsel

Denpasar
Menpan-RB Akan Beri Penghargaan Daerah yang Bisa Rampingkan Aplikasi

Menpan-RB Akan Beri Penghargaan Daerah yang Bisa Rampingkan Aplikasi

Denpasar
Menpan-RB: Ke Depan Tiap 3 Bulan Akan Ada Rekrutmen ASN

Menpan-RB: Ke Depan Tiap 3 Bulan Akan Ada Rekrutmen ASN

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 6 Desember 2023 : Pagi Hujan Ringan, Malam Berawan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 6 Desember 2023 : Pagi Hujan Ringan, Malam Berawan

Denpasar
Laporan Perusakan Baliho Ganjar-Mahfud di Jembrana Bali Dicabut

Laporan Perusakan Baliho Ganjar-Mahfud di Jembrana Bali Dicabut

Denpasar
ASN 'Like' Konten Capres-cawapres, Sekda Buleleng: Bisa Langgar Netralitas

ASN "Like" Konten Capres-cawapres, Sekda Buleleng: Bisa Langgar Netralitas

Denpasar
Dinkes Se-Bali Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Ancaman Penyakit Pneumonia

Dinkes Se-Bali Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Ancaman Penyakit Pneumonia

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 5 Desember 2023 : Pagi dan Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 5 Desember 2023 : Pagi dan Malam Hujan Ringan

Denpasar
Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

Denpasar
Pakai Visa Kunjungan untuk Bisnis Properti di Bali, Pasutri WN Australia Dideportasi

Pakai Visa Kunjungan untuk Bisnis Properti di Bali, Pasutri WN Australia Dideportasi

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com