Pulau Serangan semula luasnya hanya 111 ha dan membesar menjadi 481 ha lewat proses reklamasi pada 1995.
Reklamasi awalnya dilakukan untuk tujuan komersial dan terhenti pada 1998 karena krisis ekonomi. Proses reklamasi saat itu baru berjalan 60 persen.
Sebuah jembatan sepanjang sekitar 100 meter dibangun untuk menyambungkan Serangan dan Bali lewat ruas Bypass Ngurah Rai.
Pulau mungil berpenduduk hampir 9.000 jiwa itu dikenal juga sebagai tujuan wisata baru di Bali karena ada beberapa spot menarik.
Misalnya wisata pantai berpasir putih, kawasan hutan mangrove yang masih terjaga kelestariannya, dan wisata bawah laut dengan terumbu karang dan koleksi ikan hias menawan.
Baca juga: Minta Sumbangan di Masjid Rokan Hulu, 2 WNA Asal Pakistan Diamankan Polisi
Ada juga objek wisata permainan air dan waterboarding yang tutup sejak pandemi.
Karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan kapal pesiar dan marina Benoa, Pulau Serangan acap dijadikan lokasi buang sauh sementara kapal-kapal wisata dan yatch yang umumnya milik warga asing.
Tak jarang mereka kerap singgah ke pulau ini untuk bermalam di darat atau sekadar berkeliling pulau.
Saat ini sekitar 75 persen wilayah hasil reklamasi sedang dibangun kawasan wisata terpadu seperti hotel berbintang, pelabuhan yatch, dan lapangan golf.
Hampir 70 persen penduduk mencari nafkah di sektor pariwisata, seperti menyewakan perahu wisata, pemandu wisata, dan pedagang.
Baca juga: Cerahnya Masjid Lautze di Jakarta Pusat yang Dibangun Mualaf Tionghoa
Serangan yang berasal dari kata sira dan angen yang berarti kangen dan rindu, menjadi tujuan rekreasi warga sekitar Denpasar di akhir pekan.
Apalagi di tempat ini terdapat pusat konservasi dan penangkaran penyu hijau yang dilindungi. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat pendaratan dan bertelurnya penyu hijau dan belimbing.
Pada waktu-waktu tertentu, pengelola penangkaran mengadakan kegiatan pelepasan tukik atau anak penyu ke laut lepas yang bisa diikuti oleh masyarakat umum.
SUMBER: Indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.