Belajar Bahasa Korea di Desa Pedawa Buleleng, Peserta Bayar Pakai Sampah Plastik

BULELENG, KOMPAS.com - Sekelompok anak-anak belajar bahasa Korea di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Uniknya, mereka harus membayar biaya les bahasa itu menggunakan sampah plastik.

Setiap sebelum belajar, mereka harus memilah dan mengumpulkan sampah plastik untuk disetor sebagai ganti biaya les bahasa Korea. Anak-anak pun cukup antusias mempelajari bahasa tersebut.

Baca juga: Pria di Buleleng Perkosa Anak Temannya hingga Hamil

Kegiatan belajar gratis ini digelar oleh Komunitas Bali Aga Pedawa (Balawa). Mereka menghadirkan warga negara Korea yang sudah lama tinggal di Buleleng sebagai pengajar.

"Program les bahasa Korea ini merupakan program baru dan sudah mulai kami jalankan sejak Januari 2022 lalu. Sebelumnya, sudah ada les bahasa inggris," kata Ketua Komunitas Balawa Yohanes Adi Saputra di Buleleng, Selasa (27/9/2022).

Kegiatan tukar sampah dengan les bahasa korea gratis ini digelar di GBI Tabernakel Pedawa, Desa Pedawa, setiap Rabu, pukul 14.30 Wita.

Program ini mendapat respons positif oleh anak-anak di Desa Pedawa dan sekitarnya. Setiap kali digelar, ada lebih dari 30 peserta yang ikut.

Peserta yang ingin mengikuti les bahasa Korea hanya cukup membawa sampah plastik yang sudah dipilah dari rumah masing-masing.

Upaya ini untuk menambah keterampilan berbahasa asing serta pengetahuan budaya luar. Kemudian yang terpenting menjaga lingkungan sekitar dari sampah plastik.

Anak-anak ini diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga dan merawat lingkungan, dimulai dengan kepedulian untuk membersihkan dan mendaur sampah di sekitar.

"Para pengajar tak hanya memberikan materi vahasa korea, melainkan kebiasaan dan budaya mereka," ujar Yohanes.

Baca juga: Terlilit Utang Biaya Ngaben, Pria di Buleleng Curi Sepeda Motor

Program ini juga sekaligus menjadi ajang promosi potensi wisata di Desa Pedawa.

"Sebaliknya mereka juga belajar banyak dengan tradisi kami. Harapannya ini menjadi kesempatan wisatawan Korea berkunjung ke desa kami," imbuh Yohanes.