KOMPAS.com - Berikut adalah daftar hari raya Hindu di bulan Januari 2023 sesuai Kalender Saka Bali.
Beberapa hari raya ini juga masuk dalam daftar hari libur lokal Bali 2023 sesuai surat edaran Gubernur Bali, Wayan Koster.
Baca juga: Daftar Hari Libur Lokal, Libur Nasional, dan Cuti Bersama di Bali 2023
Diketahui pada bulan Januari 2023, umat Hindu di Bali akan merayakan hari raya Galungan dan Kuningan.
Baca juga: Mengenal Kalender Saka Bali, Sistem Penanggalan yang Digunakan Masyarakat Hindu di Pulau Bali
Berikut ini adalah jadwal hari raya Hindu atau rerahinan selama bulan Januari 2023 beserta penjelasannya.
Baca juga: Penjor, Simbol Naga Basuki yang Sakral bagi Umat Hindu di Bali
Hari Penyekeban memiliki makna filosofis "nyekeb indriya" yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama.
Penyekeban dalam bahasa setempat berarti berusaha untuk menguasai atau mengendalikan diri.
Pada hari Penyekeban umat Hindu sebaiknya waspada dan hati-hati serta menguatkan iman agar tidak tergoda karena pengaruh Sang Bhuta Galungan.
Hari Penyajaan Galungan adalah hari di mana umat Hindu perlu berhati-hati dan mawas diri dari pengaruh dari Sang Bhuta Dunggulan.
Hari Suci Penampahan ini akan jatuh sehari sebelum Hari Raya Suci Galungan.
Pada hari tersebut, umat Hindu akan disibukkan dengan berbagai persiapan menyambut Galungan
Beberapa persiapan yang dilakukan seperti membuat penjor, menyembelih babi, dan menata berbagai perlengkapan yang digunakan sebagai pelengkap upacara.
Hari Raya Galungan adalah hari besar yang diperingati oleh umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapat pikiran dan pendirian yang tenang.
Hari Raya Galungan adalah hari untuk merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), dimana umat Hindu merayakannya dengan menghaturkan syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan).
Istilah Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung, yang disebut juga 'dungulan' yang berarti menang.
Perbedaannya ada dalam cara penyebutan yakni di Jawa disebut Wuku Galungan dan di Bali Wuku disebut Dungulan yang artinya sama yaitu wuku kesebelas.
Pada Hari Manis Galungan umat Hindu akan melakukan upacara nganyarin/penyucian di merajan/sanggah kemulan yang ditujukan kehadapan Hyang Kawitan dan leluhur.
Pada Hari Pemaridan Guru dipercaya sebagai kembalinya para Dewa ke Sunyaloka dengan meninggalkan kesejahteraan dan panjang umur pada umatnya.
Pada hari ini umat Hindu akan melakukan upacara keselamatan, bersembahyang dengan maksud menghaturkan suksma dan mohon penugrahan kerahayuan.
Pada Hari Ulihan umat Hindu akan menghaturkan canang raka dan runtutannya kehadapan Bhatara-Bhatari yang kembali ke singgasana/Kahyangan masing-masing.
Pada Hari Pemacekan Agung umat Hindu akan melakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi/Sang Hyang Prameswara dengan menghaturkan upacara memohon keselamatan.
Sementara di sore hari atau di waktu sandikala, akan dilakukan upacara segehan di halaman rumah dan di muka pintu pekarangan rumah yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan beserta pengiringnya agar kembali dan memberi keselamatan.
Pada Hari Buda Paing Kuningan umat Hindu akan melakukan Pujawali Bhatara Wisnu.
Sehari sebelum Hari Raya Kuningan akan diawali dengan Hari Penampahan.
Menurut lontar Sundarigama, makna filosofis Hari Raya Suci Penampahan Kuningan adalah 'pamyakala kala malaradan' yang berarti menghilangkan atau memusnahkan sifat-sifat
Hari tersebut juga dimaknai sebagai puncak para umat Hindu untuk kembali mempertahankan kemenangan Dharma melawan Adharma berupa Ahamkara atau kegelapan yang ada pada angga sarira manusia itu sendiri.
Hari Raya Kuningan adalah hari besar yang diperingati oleh umat Hindu untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan para Pitara.
Pada Hari Raya Kuningan diyakini para Dewa, Bhatara, yang diiringi oleh para Pitara turun ke bumi hingga tengah hari.
Hal ini menjadi alasan mengapa pelaksanaan upacara dan persembahyangan Hari Kuningan hanya sampai tengah hari saja.
Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan memiliki arti berwarna kuning dan wuku yang keduabelas.
Sumber:
bkpsdm.baliprov.go.id
sarimekar-buleleng.opendesa.id
bali.tribunnews.com
bali.tribunnews.com .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.