BULELENG, KOMPAS.com - Sebanyak 22 ekor penyu ditemukan dalam keadaan hidup di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Jumat (24/1/2025) pagi.
Penyu-penyu tersebut ditemukan terikat dan ditutup dengan karung berwarna cokelat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, penyu-penyu tersebut ditemukan di wilayah Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Pemuteran.
Penemuan ini bermula ketika seorang nelayan setempat, Wayan Kanton, hendak melaut sekitar pukul 08.00 Wita.
Ia menemukan jejak kaki yang mencurigakan di pasir pantai dan memutuskan untuk menyusuri jejak tersebut.
Baca juga: Lagi, 5 Penyu Hijau dari Kasus Penyelundupan Satwa di Bali Dilepasliarkan
Kanton akhirnya menemukan puluhan penyu dalam keadaan hidup.
Setelah penemuan tersebut, Kanton segera melaporkannya kepada kepala dusun setempat dan pihak kepolisian.
Kemudian, petugas dari Sat Reskrim Polres Buleleng mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Polisi mengamankan sebuah bangunan kosong di lokasi penemuan penyu dengan memasang garis polisi.
Selanjutnya, 22 ekor penyu tersebut diamankan dan dibawa ke penangkaran milik kelompok pelestari penyu di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Kepala Desa Pemuteran, I Nyoman Arnawa, membenarkan kejadian penemuan ini.
"Jumlahnya ada 22 ekor penyu," kata Arnawa.
Ia menjelaskan bahwa penyu-penyu tersebut ditemukan di dua lokasi terpisah.
Baca juga: Pelaku Penyelundupan Penyu Hijau di Jembrana Residivis, Pernah Dipenjara Kasus yang Sama
"Yang 8 ekor ditemukan di daratan, bukan di pasir pantai, dan yang 14 ekor lagi berada di bekas gudang yang sudah rusak," imbuhnya.
Arnawa menambahkan bahwa hingga saat ini belum diketahui siapa pemilik penyu tersebut.
Diduga, penyu-penyu ini diselundupkan masuk ke Bali melalui perairan Gerokgak, Buleleng.
Pihak kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap asal-usul penyu-penyu tersebut.
"Belum diketahui siapa pemiliknya. Saat ini penyu-penyu tersebut sudah dibawa ke tempat konservasi di Desa Sumberkima," tutup Arnawa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang