Pelaksanaan Tawur Agung pada saat tilem sasih kesanga atau bulan mati yang kesembilang.
Pada saat itu dilakukan upacara Bhuta Yadnya dengan memberikan sesembahan kepada Bhuta Kala di alam bawah atau bhur loka.
Selain itu juga dilakukan Pangrupukan, yaitu menyebarkan nasi tawur, mengobori rumah, dan memukul kentongan hingga gaduh.
Dalam Tawur Agung inilah Ogoh-ogoh sebagai salah satu kekayaan tradisi Bali dilangsungkan.
Ogoh-ogoh berwujud seperti waksasa dengan mata melotot dan mulut menganga.
Secara simbolis, Ogoh-ogoh merupakan manifestasi dari Bhuta Kala dan Bhuta Loka.
Ogoh-ogoh biasanya diarak keliling desa pada malam hari hingga menjelang terbit matahari.
Di akhir acara, Ogog-ogoh akan dibakar sebagai simbol Butha Kala yaitu unsur kegelapan sudah dikembalikan ke tempat semestinya.
Setelah prosesi pembakaran Ogoh-ogoh ini umat Hindu akan memulai Nyepi sebagai puncak Hari Raya Nyepi.
Puncak perayaan dilakukan dengan ritual Nyepi selama 24 jam, mulai pukul 05.00 sampai pukul 05.00 keesokan harinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.