Para pria yang akan mengikuti Perang Pandan hanya menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng) tanpa baju, bertelanjang dada.
Tradisi Mekare-kare akan dimulai yang diawali dengan upacara memohon keselamatan dan ritual saling menuangkan tuak.
Kemudian pemimpin adat di Desa Tenganan akan memberi sebagai tanda dimulainya Perang Pandan.
Aba-aba akan diberikan di antara dua orang yang akan saling menyerang dan bertahan dengan satu orang wasit sebagai penengah.
Kedua peserta akan saling menyerang menggunakan pandan dengan diiringi alunan tabuhan gamelan.
Hal ini berlangsung selama kurang lebih satu menit hingga wasit menghentikan pertandingan.
Perang Pandan berlangsung bergantian dengan peserta lain dan dilakukan secara bergilir.
Setelah Perang Pandan, hampir semua peserta akan mengalami luka di sekujur tubuhnya karena duri daun pandan.
Oleh karenanya selepas acara, tubuh peserta akan diolesi ramuan tradisional dari parutan kunyit dan lengkuas dengan ditambah minyak kelapa untuk mengobatinya.
Tidak ada dendam atau amarah selepas pertandingan karena seluruh peserta melakukannya dengan ikhlas sebagai bagian dari upacara adat.
Sumber: dapobas.kemdikbud.go.id dan disbud.karangasemkab.go.id
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.