KOMPAS.com - Bupati Jembrana I Nengah Tamba memiliki mimpi untuk mewujudkan "Jembrana Emas 2026".
Tentu saja, tujuan Jembrana Emas adalah satu, yaitu menyejahterakan masyarakat Jembrana.
Baca juga: Tradisi Makepung di Jembrana, Bali, Sejarah, Makna, dan Tujuan
Sejak dilantik pada Februari 2021, Bupati Tamba, sapaan I Nengah Tamba, mulai menggelar karpet merah, membuka keran investasi seluas-luasnya untuk para investor.
Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Jembrana Bali, Lihat Kerangka Manusia Purba
Investasi bisa di sektor pariwisata, perikanan, hingga pertanian.
Adapun pintu masuknya, kata Tamba, dari Tol Gilimanuk (Jembrana)-Mengwi (Badung) yang rencananya mulai dibangun tahun ini dan ditargetkan selesai pada tahun 2025.
"Mudah-mudahan September di groundbreaking, 2025 tol selesai sehingga mimpi Jembrana Emas 2026 tercapai," ujar Tamba saat mengunjungi kantor Kompas.com di Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Tamba mengatakan, dengan dibangunnya tol tersebut, akan lebih memudahkan jalur Jawa-Bali. Serta menjadi jalur alternatif selain Pelabuhan Gilimanuk.
Jika sebelumnya waktu tempuh Denpasar-Jembrana 3,5 jam, dengan adanya tol ini, maka waktu tempuh bisa dipangkas lebih dari setengahnya.
Tentu saja hal ini juga bakal meningkatkan kunjungan wisata ke Bali, khususnya ke Jembrana.
Tamba mengatakan, tak hanya tol, pariwisata dan ekonomi di Jembrana juga akan terdongkrak dengan rencana pembangunan destinasi wisata bertaraf internasional, Kerthi Bali Semesta (KBS) di Jembrana.
Diprediksi KBS membutuhkan 20.000 tenaga kerja serta mampu menarik jutaan wisatawan.
Tamba menginginkan agar masyarakat Jembrana tak hanya jadi penonton, tapi juga pelaku.
Dia berharap 70 persen tenaga kerja di KBS merupakan warga Jembrana.
Begitu juga dengan kebutuhan pangan seperti sayur, buah, daging, bahkan cemilan, berasal dari produk yang dibuat warga Jembrana.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Jembrana mulai melatih masyarakat Jembrana untuk menjadi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Harus orang Jembrana. Siapa sediakan makan, daging, sayur, jasanya, harus orang Jembrana. Sehingga di setiap rumah tangga, Jembrana punya industri sendiri. Mereka bisa menghasilkan uang. Saya enggak mau orang Jembrana menonton, tapi (warga) Jembrana sebagi pelaku. Harus bangga sebagai orang Jembrana," ucap Tamba.
Tamba mengatakan, selain produk pertanian, Jembrana juga memiliki potensi yang besar dari sektor pariwisata dan kebudayaan.
Dari sektor pariwisata, Jembrana memiliki garis pantai, darat, dan gunung yang sama panjang.
"Kalau kita berdiri di tengah, bisa (langsung) lihat gunung dan pantai," ujar Tamba.
Pemkab Jembrana juga memiliki program wisata agro. Di mana para wisatawan yang datang bakal diajak untuk melihat langsung produksi kakao Jembrana yang mendunia dan indahnya hamparan terasering.
Para wisatawan juga akan diajak untuk menanam pohon. Perkembangan pohon-pohon tersebut akan terus diupdate melalui email.
"Kita tidak jual hiruk pikuk dunia malam, tapi kita jual keindahan alam," ujar Tamba.
Sementara dari kebudayaan, Jembrana memiliki segudang kekhasan. Seperti makepung yaitu karapan kerbau, jegog, hingga petik laut.
Semua kebudayaan, festival, serta perlombaan khas dari Jembrana bakal digelar di satu tempat.
"Di tahun ini dengan bantuan menteri pariwisata, kita pastikan jadi sirkuit all in one. Semua ada di sini. Ini di tepi pantai, luasnya 4 hektare. Kita festival di situ, dimulai tari makepung dengan jegognya. Ada lomba layang-layang, lomba burung, karapan sapi. Sirkuit all in one untuk kalender even, kita pentaskan di situ. Kita juga bakal buatkan booth-boothnya," ujar Tamba.