Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Jagaraga: Penyebab, Kronologi, dan Tokoh

Kompas.com - 28/09/2022, 20:20 WIB
Dini Daniswari

Editor

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemenangan I Gusti Ketut Jelantik, Raja Buleleng, dan Jro Jempiring dalan Perang Jagaraga pertama, yaitu:

  • Adanya jiwa patriotisme prajurit Jagaraga bersama sekutunya yang sangat tinggi.
  • Mentaati perintah perang I Gusti Ketut Jelantik, Raja Buleleng, dan Jro Jempiring
  • Melakukan serangan terpadu dengan tangguh dan kuat.
  • Dapat menggunakan senjata bus (bedil bus), berupa meriam tradisional yang diletakkan di benteng utama.
  • Siasat perang berjalan sesuai rencana, dimana dapat menggiring pasukan Belanda masuk perangkap ke benteng Supit Surang (Makara Wyuhana).
  • Belanda menganggap remeh prajurit Jagaraga serta sekutunya.
  • Belanda tidak mengenal medan pertempuran Jagaraga.
  • Belanda tidak mampu melakukan konsolidasi karena situasi politik, baik di Indonesia maupun Eropa.

Perang Jagaraga Kedua

Baca juga: Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional Asal Bali yang Tiga Kali Berperang Melawan Belanda

Setelah kemenangan Perang Jagaraga pertama, I Gusti Ketut Jelantik menyadari bahwa Belanda akan melakukan serangan balasan. 

Untuk itu, I Gusti Ketut Jelantik dan Jro Jempiring selalu membakar semangat patriotirme para prajurit dan melakukan latihan perang bersama prajurit dan sekutu-sekutunya.

Upaya lain adalah meningkatkan logistik dan peralatan perang dan selalu waspada jika terjadi serangan musuh yang sifatnya mendadak.

Sementara di Batavia, pada April 1849, Pemerintah Belanda melakukan melakukan persiapan kedua untuk menggempur prajurit Jagaraga.

Pemimpin Perang Jagaraga kedua Pemerintah Hindia Belanda adalah Jenderal Michiels dan Letkol CA de Brauw dengan kekuatan 60 kapal dan senjata moderen lengkap.

Sebelum perang, mereka mengirim pasukan khusus untuk mempelajari sistem strategi perang yang digunakan I Gusti Ketut Jelantik.

Jenderal Michiels juga mencari petunjuk jalan untuk melakukan gerakan memutar ke belakang lambung sebelah barat benteng pertahanan utama Jagaraga.

Strategi yang tidak pernah disadari oleh I Gusti Ketut Jelantik, Raja Buleleng, dan Jro Jempiring.

Pada tanggal 14 April 1849, armada Belanda sudah mendarat di Pelabuhan Pabean dan Pelabuhan Sangsit untuk melakukan serangan dari dua arah.

Mengetahui kedatangan Belanda, I Gusti Ketut Jelantik bersama pasukannya menuju Pelabuhan Pabean untuk melakukan perdamaian dengan Belanda.

Baca juga: I Gusti Ketut Jelantik: Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Namun utusan Jenderal Michiels menolak permintaan I Gusti Ketut Jelantik.

Karena, pihak Belanda mengetahui itu siasat dan taktik I Gusti Ketut Jelantik untuk mengulur waktu agar dapat berkonsolidasi dan meminta bantuan pasukan kepada raja-raja Bali.

Saat, I Gusti Ketut Jelantik bersama Raja Buleleng serta pasukannya pulang menuju Desa Jagaraga, ternyata benteng-benteng Jagaraga sudah diserang habis-habisan oleh Belanda di bawah pimpinan Letkol CA de Brauw.

I Gusti Ketut Jelantik dengan Raja Buleleng lari ke Karangasem bermaksud meminta bantuan pasukan Raja Karangasem, namun di tengah perjalanan mereka diserang secara mendadak dan gugur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser 'Reality Show' Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser "Reality Show" Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Denpasar
Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Denpasar
KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

Denpasar
Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Denpasar
Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Denpasar
Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Denpasar
Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Denpasar
WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Denpasar
Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

Denpasar
Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com