Daha yang menaiki Ayunan Jantra harus mengenakan pakaian Tenganan Pegeringsingan, yakni kain geringsing.
Kain geringsing adalah kain penolak bala wajib dipakai saat ritual sakral, sehingga daha yang tidak memakainya bisa dikenai sanksi.
Sebelum digunakaan, Ayunan Jantra akan diupacarai lebih dulu memakai damar sentir atau dikenal dengan istilah ngayunan lokan.
Ayunan Jantra yang didirikan berkaitan dengan rangkaian usaba sambah yang dilaksanakan tiap tahun sesuai kalender Tenganan Pegeringsingan.
Hal yang sama juga ditemukan pada pembuatan Ayunan Jantra di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Dilansir dari laman Kemendikbud, dalam pembuatan Ayunan Jantra yang di desa ini dibutuhkan dari dua jenis kayu, yaitu kayu kesuna dan kayu owa.
Kelompok masyarakat di Desa Terunyan yang terdiri dari Sibak Kaje (Sibak Luh) dan Sibak Kelod (Sibak Muani)akan bekerjasama, mulai dari mencari kedua kayu tersebut.
Kayu kesuna akan dicari di hutan sekitar Terunyan oleh warga Sibak Luh dan kayu owa akan dicari oleh warga Sibak Muani.
Selanjutnya tiang ayunan dari kayu kesuna akan ditancapkan oleh warga Sibak Luh di sebelah timur (kaja/utara di Terunyan) dan tiang kayu dari kayu owa akan ditancapkan di sebelah barat (kelod/selatan Terunyan).
Setelah selesai, warga akan menaiki ayunan ini dimulai dari krama Sibak Luh kemudian baru Sibak Muani secara bergantian.
Acara akan diawali dengan upacara Mantening Ayunan untuk memberi sajian kepada Ayunan Jantra.
Upacara ini biasanya dilakukan pada malam hari, karena pada pagi dan siang harinya dipergunakan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk keperluan sajian.
Sementara waktu penyelenggaraan permainan Ayunan Jantra di Desa Terunyan bertepatan dengan pelaksanaan upacara Ngusaba Gede Lanang Kapat sebagai rangkaian pelaksanaan upacara piodalan di Pura Desa Pancering Jagat.
Permainan tradisional ini juga dapat ditemukan di kawasan Banjar Alangkajeng Mengwi, Desa Mengwi, Kabupaten Badung.
Dilansir dari laman desamengwi.badungkab.go.id, Ayunan Jantra Ayunan Jantra di Desa Mengwi telah ada dari tahun 1994.
Di Desa Mengwi, Ayunan Jantra hanya dimainkan di hari-hari tertentu yaitu pada perayaan Galungan, Kuningan, Tahun Baru dan Ngembak Gni (sehari setelah Nyepi) sebagai wahana bermain anak-anak.
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id
desamengwi.badungkab.go.id
bali.tribunnews.com