Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Kendaraan ke Pelabuhan Gilimanuk Mengular hingga 4,3 Km

Kompas.com, 7 April 2024, 14:54 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Memasuki H-3 Lebaran, antrean kendaraan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, masih mengular pada Minggu (7/4/2024). Antrean mengular kurang lebih hingga 4,3 km.

Kepala Polisi Resor (Kapolres) Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto mengatakan kepadatan arus lalu lintas itu terjadi di sepanjang Jalan Denpasar-Gilimanuk mulai dari Hutan Cekik hingga Pelabuhan Gilimanuk.

Jika dilihat dari Google Maps, jarak pelabuhan Gilimanuk hingga Hutan Cekik mencapai 4,3 km. 

Baca juga: Cerita Pemudik Terjebak Antrean sampai 9 Jam di Pelabuhan Gilimanuk

"(Antrean kendaraan) padat, antrean sampai ke Hutan Cekik. Sejak, Minggu, tengah malam tadi," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Ia mengungkapkan antrean kendaraan ini terjadi karena para pemudik dari Denpasar dan sekitarnya datang berbarengan sejak Sabtu (6/4/2024) malam.

Saat ini, pihaknya telah menerapkan sistem penundaan melalui penyediaan zona penyangga atau buffer zone agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam dermaga.

"Ini nggak bisa diurai karena perubahan moda transportasi dari transportasi darat untuk menuju transportasi laut. Berarti kan tinggal memastikan antrian tidak saling serobot,"

"Kalau saling serobot terjadi stagnasi dalam arti kuncian. ini sudah tidak ada kuncian semuanya sudah masuk sesuai dengan line-nya mulai dari line antrian di pelabuhan kemudian ada namanya buffer zone," kata dia.

Ia mengungkapkan kendaraan yang datang terlebih dahulu diarahkan ke area Terminal Kargo (buffer zone). Kendaraan lalu dibagi dalam empat garis antrean, yakni garis satu dan dua untuk sepeda motor dan mobil yang sudah memiliki tiket.

Kemudian, untuk kendaraan yang belum memiliki tiket diarahkan ke area garis tiga dan empat yang sudah disediakan loket.

Selanjutnya, kendaraan mengantre masuk melalui jalur permukiman warga menuju area pelabuhan.

"Nanti di dalam antre lagi, jadi antreannya memang banyak. namanya buffer zona itu kan supaya menghindari penumpukan yang berlebih di pelabuhan yang mengakibatkan saling serobot," kata dia.

Endang mengatakan antrean ini bisa memakan waktu empat sampai lima jam tergantung kondisi kepadatan kendaraan.

Baca juga: Takut Ditangkap, 2 Pencuri Sepeda Motor Ceburkan Diri ke Laut di Pelabuhan Gilimanuk

Saat ini, ada 31 armada kapal yang beroperasi dengan rata-rata jadwal bongkar muat kapal reguler menghabiskan waktu sekitar 12 menit. Sedangkan kapal besar selama 30 menit.

Sejak 31 Meret hingga 6 April 2024, jumlah penumpang yang tercatat telah menyebrang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mencapai 236. 070 orang. Sementara total jumlah kendaraan 71.681 unit

"Pergelaran kekuatan saya itu di lokasi setiap hari itu ratusan (personel) itu memastikan antrean itu tidak saling serobot mulai dari pintu masuk pelabuhan sampai dengan Hutan Alas Cekik," kata Endang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Denpasar
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Denpasar
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Denpasar
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau