Editor
KOMPAS.com - Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah hari suci yang diperingati oleh umat Hindu.
Perayaan kedua hari suci ini terkait dengan penghormatan dan cinta kasih umat Hindu kepada para leluhur.
Dalam pelaksanaannya, perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan penuh dengan makna dan nilai-nilai spiritual.
Baca juga: Makna Penjor Pada Hari Raya Galungan, Bukan Sekadar Hiasan
Seperti arti galungan dalam bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung atau disebut juga 'dungulan' yang artinya menang, ada kisah di balik peringatan hari suci ini.
Dikutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id, sejarah dimulainya perayaan Galungan dan Kuningan adalah kemenangan kebaikan melawan kejahatan.
Baca juga: Mengenal Ngelawang, Tradisi Tolak Bala, Pada Hari Raya Galungan dan Kuningan
Dikisahkan dalam sejarah, terjadi peperangan antara Bhatara Indah yang melambangkan dharma (kebenaran) dengan Mayadenawa yang melambangkan adharma (kejahatan).
Peperangan ini pada akhirnya dimenangkan oleh Bhatara Indah, sehingga perayaan Galungan dan Kuningan dimaknai sebagai perayaan kemenangan.
Baca juga: Mengenal Ciri Khas Perayaan Hari Raya Galungan
Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali.
Namun pada penanggalan masehi, hari raya ini akan diselenggarakan sebanyak dua kali setahun.
Pada tahun 2024, Hari Raya Galungan dirayakan pada 28 Februari dan 25 September 2024. Adapun Hari Raya Kuningan dirayakan pada 9 Maret dan 5 Oktober 2024.
Dalam Kalender Saka Bali, Hari Raya Galungan jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Dungulan, di mana di wilayah Jawa dikenal dengan sebutan wuku Galungan atau wuku yang kesebelas.
Sementara Hari Raya Kuningan atau sering disebut juga Tumpek Kuningan jatuh 10 hari setelah perayaan Galungan, yaitu pada hari Selasa Kliwon wuku Kuningan.
Meski Hari Raya Galungan dan Kuningan bukan merupakan hari libur nasional, namun keduanya merupakan hari libur lokal yang ditetapkan sesuai SE Gubernur Bali.
Umat Hindu bersembahyang bersama saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (28/2/2024). Umat Hindu melakukan persembahyangan di tiap-tiap pura yang ada di Bali untuk merayakan Hari Galungan yang merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan serangkaian perayaan yang memiliki makna tersendiri.
Makna dari Hari Raya Galungan adalah untuk merayakan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).